Sabtu, 30 April 2011

Honda Tiger 2005, Garang Siap Melahap


Profesinya sebagai polisi tak membuat Saefuru Widoya Paranata kehilangan hobi turingnya. Malahan dengan penuh semangat, Honda Tiger miliknya dirombak untuk siap diajak jalan jauh. "Nilai kenyamanan dan siap melahap segala medan menjadi yang utama," kata pria yang bertugas di Jepara ini.

Jalanan antara Jepara dan Banjarnegara, kampung halamannya, mendetail jadi menu rutin. Kontur naik-turun dengan tikungan patah membuat harus fokus pada sistem suspensi. Bagian depan di upgrade secara tampilan dan fungsional.

Secara fungsi banyak yang diubah pada konstruksi daleman. Sebab untuk kondisi jalanan yang berliku butuh rebound yang paten, gak mantul jika kena lubang dan anteng meliuk di tikungan.

"Per sok masih pakai aslinya, cuma lubang suling posisinya dinaikkin 30 mm biar olinya cepat namun baliknya lambat. Redaman oli makin bagus sebab ditambah 20 cc biar keras," urai Agung Nugroho dari One Brutalle Modification (OBM) yang ketiban proyek ini. Duk!

Secara fisik memang tidak terlihat,sebab Wawan udah bikin tampilan ala upside down. Cover sok dari pipa 2,5 inci yang dibalut pada bagian atas sok hingga mendetail pada segitiga atas terlihat resik.

Untuk bagian bawah as, Wawan pintar memainkan sisi visual untuk memberi kesan layaknya as beneran. "Saya cuma pakai stiker krom biar kaya beneran," kekeh pria berkuncir ini. Finishingnya bungkus bagian bawah sok dengan pipa juga agar diameter sok atas dan bawah sama. Kaya upside down gak? Hayo!

Performa ajrutan belakang juga sudah mengaplikasi gaya khas pelahap jalanan rusak ala trail. Komponen sokbreker comot punya Satria 120, sedangkan swing armnya pakai komponen standar yang dicustom sendiri.

Contohnya bagian belakang yang dekat as sokbreker lebih lebar sekitar 4 cm. "Agar ban belakang besar bisa masuk, walaupun bukan ukuran extra lebar ala moge namun biar bagian belakang makin padat," jelas modifikator yang buka gerai di Jl. Agus Salim No.18, Ngelos, Banjarnegara ini.

Rebound sok belakang juga diatur ulang, tidak memakai konstruksi biasa, namun adopsi teknik monosok mirip Ninja 150 yang memakai konstruksi pro link. Dudukan atas sok nempel di bagian belakang center back bone. Sedang bagian bawah sesuai dengan konstruksi pro link. yang ada. Dijamin paten melibas jalanan rusak dan bergelombang khas Jateng.

Untuk bodi dipilih punya Honda TRC yang aslinya berkapasitas 85 cc. "Gak kegedean untuk Tiger, juga tidak perlu banyak mengubah dudukan cover. Jadinya gampang dipasang dan sip dilihat,"bangga Wawan. 
 
(motorplus-online.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar