Rabu, 28 Mei 2008

Di Olimpiade Matematika, Yoseph Temukan Energi "Dua Dimensi"


Hanya butuh aplikasi lanjutan dari mathematic-computer application atau teori dua dimensi yang telah dihasilkan Yoseph, benda seperti besi atau logam yang bisa menimbulkan panas akan menghasilkan energi. Namun teori Yoseph yang telah diujicoba pada ajang International Young Inventor Project Olympiad (IYIPO) di Georgia pertengahan bulan ini dan menyabet penghargaan emas hanya baru bisa diaplikasikan pada barang-barang elektronik.

Teori matematik yang dikembangkan siswa kelas 2 B SMA Kharisma Bangsa Pondok Cabe, Pamulang, Kabupaten Tangerang, yakni aplikasi computer matlab untuk menganalisa peyebaran panas pada bidang dua dimensi, explicit finite difference dan implicit crank-nicolson numerical solution. Aplikasi yang dapat ditemui di sekitar kita, benda seperti logam, besi dan benda penghantar panas lainnya secara teori dapat menghasilkan energi. Benda penghantar panas tersebut kemudian dihitung suhu panasnya dan dihitung berdasarkan teori matematiknya hingga menghasilkan energi untuk barang-barang elektronik.
“Aplikasi lainnya juga dapat bermanfaat untuk isolasi bangunan-bangunan dari panas agar tidak terganggu oleh perubahan cuaca, atau bahan-bahan listrik yang menghantarkan energi panas. Untuk dapat dinikmati masyarakat luas, harus dibuat aplikasi lanjutannya lagi,” ungkap Yoseph saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (27/5).
Pada intinya, Yoseph berusaha menganalisa penyebaran panas pada bidang dua dimensi. Lewat dua metode dasar itulah Yoseph mencoba melihat bagaimana kita dapat memprediksikan dan menghitung penyebaran panas pada bidang satu dimensi yang nantinya dikembangkan untuk bidang dua dimensi. Lewat proyeksinya tersebut ia berhasil memberikan gambaran bahwa teori matematis tidaklah hanya teori belaka di atas kertas, akan tetapi memiliki sisi aplikatif.
“Yoseph ini dibimbing guru profesional sesuai dengan keinginan siswa,” kata Kepala SMA Kharisma Bangsa Pondok Cabe, Pamulang, Kebupaten Tangerang, Agus Junaidi.
Agus Junaidi menjelaskan, prestasi SMA Kharisma Bangsa School Of Global Education semakin bertumpuk atas keberhasilan para siswanya meraih prestasi di tingkat internasional. Meski usia sekolah tersebut baru beranjak dua tahun, anak didiknya berhasil meraih penghargaan medali emas dalam kompetisi mengembangkan aplikasi bidang studi sains. Ajang kompetisi itu sendiri diikuti 130 proyek yang berbeda dari berbagai negara-negara di seluruh dunia. Proyek-proyek tersebut disaring kembali untuk diambil sebanyak 30 berdasarkan bidang studi masing-masing. Sebanyak 30 proyek tersebut merupakan proyek yang berasal dari 22 negara berbeda seperti, Jerman, Romania, India termasuk Indonesia.(Sumber: Tangerang Tribun, Credit Photo: Ardi/Tribun)

Minggu, 25 Mei 2008

Atasi Kemiskinan, Sektor Pertanian jadi Primadona


Pakar kehutanan dari IPB Prof Dr Herman Haeruman mengungkapkan untuk mengatasi kemiskinan yang saat ini kian meningkat, pemerintah daerah bisa mendegepankan sektor pertanian. “Sektor Pertanian dianggap sektor yang paling efektif untuk menuntaskan kemiskinan, sebab orang yang tidak bisa apa-apa masih bisa hidup dengan pertanian dan pertanian tetap bertahan ketika sektor lainnya babak belur karena terkena krisis,” katanya saat menjadi pembicara pada pembukaan Musda I Himpunan Alumni IPB Provinsi Banten di Hotel Mahadria, Sabtu (24/5) Serang.
Menurut Guru besar IPB ini, seharusnya pertanian dijadikan sektor primadona yang strategis serta bergandengan dengan sektor lainnya dalam membangun jaringan perekonomian atau networking aproach agar bisa meningkatkan daya saing.
Ia meminta kepada seluruh Alumni IPB di Banten agar membangun dan mencerdaskan masyarakatnya dengan cara memecahkan permasalahan melalui sektor pertanian tersebut. Sektor pertanian agar lebih strategis, mempunyai kualitas produk yang bagus dan bisa bersaing dengan sektor lainnya.
Salah satu langkah yang harus dilakukan ialah dengan membentuk cluster Kawasan Ekonomi Khusus Pertanian (Agropolitan) di setiap daerah, tujuannya untuk meningkatkan daya saing pertanian dari beragam komoditas dengan proses yang dibangun dari cluster-cluster di daerah itu.
Ada tiga langkah atau strategis strategi pembangunan pertanian yaitu, pertama adalah basic base strategi yakni sumber daya alam (SDA) yang tidak dipunyai oleh orang lain termasuk bagaimana mengurus masalah-masalah pertanahan, kemudian market base strategi yakni bagaimana pemasaranya, peningkatan produksinya dan termasuk pelestarian ekosistemnya dan ketiga adalah institusional base strategi yaitu proses yang dibangun dari cluster-cluster di daerah bukan langsung dari departemen.
"Di Banten, tidak hanya sekedar dibangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Bojonegara, tapi bisa juga dibangun Kawasan Ekonomi Khusus Pertanian atau Agropolitan, sehingga sektor pertanian dapat menjadi primadona," imbuhnya. (Tangerang Tribun)

Kamis, 22 Mei 2008

Tahun 2020, Tangerang Krisis Air Bersih


Khomsurizal, TANGERANG TRIBUN

Ketersediaan air bersih di Kabupaten Tangerang pada tahun 2020 diperkirakan akan habis akibat tidak terkendalinya eksploitasi air bawah tanah (ABT) dan permukaan oleh sejumlah industri serta perumahan penduduk.
Saat ini, kondisi beberapa daerah di Kabupaten Tangerang telah mengalami interusi air laut yang akibatnya semakin mengurangi ketersediaan air bersih tersebut.
"Pada pertengahan 2020 Tangerang sudah kesulitan air bersih," terang Kepala Seksi Air Bersih Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang, Ujang Sudiartono, Rabu (21/5).
Dalam penelitian yang dilakukan Dinas Lingkungan hidup (DLH), interusi air laut sudah kian meluas yakni mencapai kurang lebih satu kilometer dari bibir pantai laut utara dan melanda sejumlah kecamatan seperti Kecamatan Kosambi, Teluknaga, Mauk, sepatan dan Pakuhaji.
Bahkan ditengarai interusi air laut atau kerusakan sumber air bawah tanah sudah mencapai ke pedalaman Tangerang yakni seperti Kecamatan Balaraja, Cikupa, Jayanti dan Tigaraksa.
Menurut informasi yang dihimpun Tangerang Tribun, interusi air laut akibat pemanfaat ABT secara berlebihan itu telah terjadi di beberapa wilayah yang dikuatkan dengan semakin payaunya air sumur, persawahan dan mata air.
Dijelaskan Ujang, secara geologis bahwa lahan Kabupaten Tangerang pada umumnya merupakan lahan endapan bebatuan jenis Auvial yang terdiri dari lapisan batu kerikil, pasir dan lempung. “Dengan jenis lapisan ini, tidak bisa menyimpan air tapi meloloskan air. Sehingga hanya sebagian wilayah Kabupaten Tangerang saja yang kualitas air tanahnya masih baik, sisanya air terasa payau,” bebernya.
Tingkat kerusakan air bawah tanah diperparah dengan tersedotnya air tanah oleh industri yang ada di wilayah itu. “Lebih dari 90 persen industri masih menggunakan air tanah, padahal mereka telah menggunakan air permukaan yang dikelola oleh perusahaan air minum daerah (PDAM) Tangerang,” kata Ujang sembari mengatakan pasokan air PDAM ke sejumlah industri masih dinilai kurang memenuhi kebutuhan mereka.
Sedangkan pemanfaatan ABT dari kalangan perumahan penduduk, menurut data DLH, hanya 20 persen masyarakat Kabupaten Tangerang yang bisa menikmati air bersih dan sehat. 1,1 persennya menggunakan air dari PDAM dan sisanya menggunakan air sumur bor atau sumur pantek.
Oleh karenanya, untuk menangani permasalahan interusi air laut dan ketersediaannya air bersih di Kabupaten Tangerang, pihaknya meminta kerjasama antar instansi dengan swasta untuk memanfaatkan ABT dan permukaan berbasis lingkungan. Diantaranya ialah meneggakkan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 6 Tahun 2002 tentang tentang pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Air Bawah Tanah dan Permukaan. “Kami melakukan pengawasan terhadap industri terkait pemanfaatan air bawah tanah dan permukaan ini,” tegasnya.
Seperti diketahui, akibat intrusi air laut yang disebabkan oleh praktik ekploitasi air bawah tanah ini akan membahayakan lingkungan. Selain merusak sistem air bawah laut yang menyediakan pasokan air bersih, interusi secara terus menerus menyebabkan tanah di Kabupaten Tangerang mengalami amblesan tanah (land subsidence).(rj)

Selasa, 20 Mei 2008

MCK Plus untuk Hasilkan Biogas


Barangkali Tasmin (39), kini boleh berbangga diri. Meskipun secara teknis ia hanya penjaga atau penanggung jawab sanitasi masyarakat (MCK). Namun ia bukan menjaga MCK biasa, namun MCK-nya adalah sanitasi penghasil gas, atau biogas.
Baru sebulan ini, Tasmin bertanggungjawab dengan cara kerja MCK Plus yang terletak di Kampung Periuk Jaya, Desa Kayu Agung, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang. Meski begitu, Tasmin sangat perhatian untuk mengurusi MCK Plus percontohan yang dikembangkan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. Setelah dioperasikan sejak sebulan lalu ini, Tasmin ingin segera tahu MCK Plus ini dapat menghasilkan gas yang berasal dari kotoran tinja.
Sedikit ia jelaskan, instalasi pengolah limbah tinja menjadi biogas bekerja melalui tampungan kotoran yang terbagi atas 3 penampung dengan ukuran yang berbeda-beda. Jika kotoran sudah tertampung dengan muatan yang cukup, maka kotoran tinja tersebut dengan sistem kerja yang diolah oleh penampung dapat langsung menghasilkan biogas sebagai pengganti gas.
“Ini bisa menjadi solusi untuk menyiasati mahalnya minyak tanah dan kelangkaan gas elpiji. Serta isu kenaikan harga BBM yang semakin meresahkan masyarakat itu tidak perlu lagi memusingkan masyarakat,” jelas Tasmin.
Tasmin menjelaskan, MCK Plus ini merupakan salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk menyehatkan di wilayah yang rawan mewabahnya penyakit menular akibat pola hidup masyarakatnya yang masih rendah.
Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Yuliah Iskandar menjelaskan, proses kerja sistem MCK Plus Biogas adalah terdiri dari tiga tabung berukuran besar, sedang dan kecil. Tabung pertama akan menyimpan kotoran tinja, tabung berukuran sedang untuk memproses tinja yang dapat menghasilkan gas, dan tabung kecil berfungsi untuk sterilasasi dari bau kotoran tinja. Selanjutnya, proses alamiah yang menghasilkan gas diproses dan disimpan di tabung gas pada umumnya yang banyak dijual di pasaran.
“Mungkin dalam tiga bulan ke depan, kita dapat melihat hasilnya. Karena sekarang ini baru beroperasi,” jelas Yuliah.
MCK Plus atau pusat sanitasi masyarakat ini merupakan salah satu bentuk uji coba yang dilakukan oleh Pemkab Tangerang, melalui Dinas Kesehatan. Jika ini berhasil tambah Yuliah, Dinkes akan menambah jumlah MCK ini di daerah yang budaya membuang hajat di kebun masih tinggi seperti di Kecamatan Kemiri, Kronjo dan Sukadiri.
“Sekurang-kurangnya Pemkab Tangerang akan menambah 4 MCK yang sama. Sementara untuk anggaran, kami akan melakukan kerja sama dengan donor dana dari luar,” jelasnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, gas yang diproses secara alamiah dari kotoran tinja selama tiga bulan dapat menampung sekitar 10 kilogram gas.
“Oleh karena itu kami meminta kepada semua masyarakat sekitar untuk membuang hajat di MCK ini. Agar produksi gas dapat lebih cepat,” bebernya.
Fasilitas MCK Plus percontohan ini terdiri dari 10 pintu dan 1 tempat cuci pakaian. MCK ini, lanjutnya akan mejadi alternatif energi minyak seiring dengan kenaikan harga BBM yang meningkat.
“Lagipula pembangunan sarana MCK plus ini sangat mendesak keberadaannya, karena jumlah penderita diare di wilayah ini cukup tinggi. Makanya kami segera realisasikan MCK Plus lainnya yang pembangunan setiap unitnya dibutuhkan dana sebesar Rp 400 juta,” jelasnya.(Tangerang Tribun)

Gedung ITC Terbesar se-Asia Tenggara


Di Ciputat Dibangun Pusat Informasi Terbesar se-Asia Tenggara


CIPUTAT, TRIBUN
Departemen Komunikasi dan Informasi RI melalui Badan penelitian dan Pengembangan SDM bekerjasama dengan Korea Selatan serta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Ciputat membangun Gedung National Information and Communication Technology Human Resources Development Center atau NICT-HRDC di Kampus II UIN Jakarta, Ciputat.
Jumat (16/05) kemarin, pembangunan fasilitas negara ini ditandai dengan menggelar Ground Breaking Ceremony atau Upacara Peletakan Batu Pertama yang dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika Muhammad Nuh, Menteri Agama M. Maftuh Basyuni, Rektor UIN Komaruddin Hidayat serta Presiden Korea Telecomunication Corporation (KTC) Kim Han Suk dan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Mr Lee Sun-jin.
Direncanakan gedung tersebut, akan dijadikan sebagai pusat pelatihan tenaga ahli di bidang teknologi informasi dan komunikasi terbesar di Asia Tenggara.
Sedangkan dana pana pembangunan Gedung NICT-HRD ini diperoleh dari pinjaman lunak/soft loan dari Pemerintah Korea Selatan melalui Economic Cooperation Development Fund (ECDF). Dana sebesar 21 juta dolar AS ini rencananya akan digunakan untuk mengembangkan pusat pelatihan TIK terbesar di ASEAN, yang dibangun di atas lahan seluas 7.300 meter persegi, berlantai lima dengan luas bangunan sekitar 9.300 meter persegi.
Menteri Komunikasi dan Informatika Prof Dr H Muhammad Nuh, DEA, mengatakan gedung NICT- HRD Centre merupakan pusat pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) menyiapkan tenaga ahli dan peneliti di bidang TIK (teknologi informasi dan komunikasi). “Baik di instansi pemerintah maupun swasta, termasuk BUMN/BUMD, di pusat dan daerah. Lebih luas lagi, pembangunan gedung bertujuan guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia seiring dengan kemajuan TIK,” tukas M Nuh.(Tangerang Tribun)
Ket photo: Depkominfo
"ground breaking ceremony Gedung NICT HRD oleh Menkominfo M Nuh"

Jumat, 16 Mei 2008

Sambut Harkitnas


Seorang petugas tengah membersihkan patung sejarah kebangkitan nasional di gedung Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (16/5). Menjelang perayaan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2008, pihak pengelola membersihkan patung-patung untuk menyambut hari besar tersebut. Museum Kebangkitan Nasional merupakan museum sejarah. Koleksinya berkaitan dengan benda-benda bersejarah pergerakan nasional sejak awal kebangkitan nasional sampai dengan pengakuan kedaulatan.(credit photo: iPHA/Subekti)

Rabu, 14 Mei 2008

Prosesi Seabad Harkitnas


Tanah Pahlawan Seribu untuk 100 Tahun Kebangkitan Nasional

Delapan genggam tanah berwarna merah di area makam Pahlawan Seribu di Desa Kademangan, Kecamatan Setu, Kabupaten Tangerang dimasukan ke dalam kotak berukuran kecil yang dibalut kain berwarna kuning. Secara simbolik, tanah pemakaman para pejuang mengusir tentara NICA pada tahun 1945-1946 di Serpong, Kabupaten Tangerang akan disimpan dan dijadikan Patung Momentum Sejarah, di Jalan Asia-Afrika, Plaza Barat, Komplek Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.



Nantinya, tanah merah itu akan dijadikan simbol perjuangan di saat Bangsa Indonesia akan memasuki Hari Kebangkitan Nasional yang akan memasuki ke-100 tahun.
Prosesi pengambilan tanah makam Pahlawan Seribu dilakukan oleh Wakil Bupati Tangerang Rano Karno, Legiun Veteran RI Kabupaten Tangerang, H Bogar Sunardhi, Kepala Dinas Pendidikan Achmad Suwandi dan Ketua KNPI Kabupaten Tangerang Yanuar, Rabu (14/5) kemarin.
Sebanyak enam orang veteran yang mewakili 2.000 Legiun Veteran Republik Indonesia Kabupaten Tangerang sangat gembira dengan sumbangsih bagi negeri dalam peringatan satu abad kebangkitan nasional. Tanah di makam Pahlawan Seribu akan menjadi gelora perjuangan untuk menyemangati Bangsa Indonesia agar tidak menyerah dengan berbagai persoalan yang terjadi di sekitarnya. Karena warisan negeri ini yang telah diperjuangkan para pejuang dengan tetesan dan nyawa harus dilanjutkan ke penerus negeri ini.
Pada perayaan satu abad kebangkitan nasional 1908 sampai 2008, mengajak generasi muda membangun persatuan dan kesatuan di Indonesia.
“Kebangkitan nasional dipelopori oleh lahirnya Boedi Oetoemo tahun 1908 akan menanamkan sikap perjuangan dan semangat patriotisme di kalangan pemuda dan juga mengenang perjuangan para pahlawan yang telah berjasa pada Bangsa dan Negara,” ucap Rano.
Rano pun mengatakan kemajuan Kabupaten Tangerang tidak lepas dari jasa-jasa para pejuang kemerdekaan yang tewas dimakamkan secara masal di Taman Makam Pahlawan Seribu ketika berjuang melawan belanda (NICA) pada tahun 1945-1946 di Tangerang.
“Pejuang dahulu dinamakan Laskar rakyat dan menyatakan perang pada penjajah dengan menggunakan golok dan parang,” lanjutnya.
Para Legiun Veteran sangat gembira karena keberadaan mereka tidak dihilangkan karena telah berjuang untuk negeri ini.
“Terdapat 2.000 veteran yang berada di Kabupaten Tangerang yang difasilitasi dan disubsidi sebagai tanda penghormatan dan terimakasih 25 juta rupiah per tahun dari anggaran daerah dan terbagi 15 ranting di Kabupaten,” jelas Rano.(Tangerang Tribun)

Minggu, 11 Mei 2008

Kenaikan BBM


Warga Aksi Borong Sembako,
Penolakan Kenaikan BBM Berlanjut

SERPONG, TRIBUN – Warga di sejumlah daerah di Tangerang mulai melakukan aksi borong barang kebutuhan pokok untuk mengantisipasi kenaikan harga barang menjelang dinaikannya harga BBM oleh pemerintah awal Juni nanti. Sementara Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pariwisata (Disperindagkopar) Kabupaten Tangerang meminta warga tidak perlu panik dengan melakukan aksi borong barang kebutuhan pokok.
Disperindagkopar Kabupaten Tangerang sejak Kamis (8/5) hingga Senin (11/5) di sejumlah pasar tradisional belum menemukan kenaikan signifikan pada sejumlah harga barang terkait rencana kenaikan BBM yang biasanya diikuti dengan sikap ambil untung pedagang. Disperindagkopar hanya mendapati beberapa barang kebutuhan seperti beras, telur serta tepung mengalami kenaikan Rp 500-Rp 1.000 dari harga normal sejak tiga hari yang lalu.
Kepala Seksi Pemantauan Harga Disperindagkopar Kabupaten Tangerang Dewanto, mengungkapkan dampak rencana kenaikan BBM dapat mengakibatkan adanya lonjakan harga sembilan bahan pokok. Namun dirinya tidak dapat memprediksikan berapa kenaikan harga barang kebutuhan karena dipicu naiknya harga distribusi yang dipastikan naik karena BBM yang naik.
“Pemantauan sementara, belum ada harga barang yang naik signifikan,” kata Dewanto.
Dugaan akan adanya aksi penimbunan barang untuk ambil untung sudah diantisipasi dengan melibatkan pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan.
“Bila ditemukan akan ditindak secara hukum dan tindakan dari kami adalah dengan mencabut izin usahanya,” tegasnya.
Kepala Disperindakopar Kabupaten Tangerang Mahdiar, menyatakan antisipasi lonjakan barang menjelang rencana kenaikan harga BBM akan melancarkan distribusi barang, terus memantau ketersediaan barang kebutuhan barang di pasaran serta terus melakukan pemantauan harga.
“Kenaikan barang saat ini sudah menyalahi aturan. Sebab kenaikan harga BBM masih dalam rencana. Dan kenaikan belum terjadi, kenapa harus dinaikan,” tandas Mahdiar.
Seorang konsumen di Pasar Serpong, menyatakan dirinya menyetok mie instan, minyak goreng tepung terigu hingga beras untuk mencukupi kebutuhan selama 1 bulan ke depan.
“Saya sengaja belanja minyak goreng, mie instan, beras. Karena saya takut sebelum BBM naik, pasti harga sembako juga akan naik,” kata Cicih Aryati (43), warga Kelurahan Serpong, Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang.

Harga Sembako Naik 30 Persen
Kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok cukup membuat shock para konsumen 3 pasar tradisonal di Kabupaten Tangerang.
Ny Asih, warga Cilukun Desa Cisoka salah satunya. Ia mengatakan, dalam beberapa minggu terakhir di Pasar Cisoka tempat ia biasa berbelanja harga minyak goreng masih mencapai Rp 9.500 hingga Rp 10.000. Namun, tepatnya sejak dua hari belakangan, harga minyak goreng kemasan menjadi Rp 11.500 hingga Rp 13.000. Sedangkan telur yang semula harganya Rp 8.000/kilogram, kini mencapai Rp 11.000, beras kualitas jenis IR 46 yang 3 hari lalu harganya Rp 5.000/liter, kini Rp 7.500.
“Saya nggak ngerti, kan BBM belum naik, kenapa harga harga sembako udah naik,” kata Asih heran.
H Hanafi, pemilik toko sembako di bilangan Pasar Balaraja, tepatnya Blok B. Ia mengatakan, kenaikan harga memang sudah terjadi dalam 3 hari terakhir ini. Ia mengatakan, kenaikan itu juga terjadi di tingkat pengecer, namun kenaikan itu juga dihadapi oleh agen.
“Sebab harga di agen pusat juga naik. Makanya kami menaikkan harga. Yah, dari sananya sih katanya BBM mau naik. Saya juga nggak tahu,” ungkap Hanafi.
Di Kota Serang, sejumlah pasar di Kota Serang, Banten, harga-harga melonjak 20-30 persen. Harga barang kebutuhan pokok di Pasar Induk Rau misalnya, beras jenis IR dan C4 dengan kualitas biasa, naik dari Rp 4.000 menjadi Rp 4.800/Kg. Sedangkan beras kualitas sedang dengan tingkat pecahan butir sedikit, harganya naik dari Rp 4.500 menjadi Rp 5.300/Kg. Beras berkualitas baik harganya berkisar Rp 6.000-6.500/Kg.
Komoditi lainnya yang mengalami kenaikan, gula pasir Rp 6.500/Kg, minyak goreng curah Rp 7.000/liter, cabe merah mencapai Rp 20.000/Kg, bawang merah Rp 15.000/Kg dan tomat Rp 12.000/Kg.
Padahal dua hari lalu sebelum memerintah berencana menaikkan harga BBM, harga tomat di PIR hanya Rp 8.000 hingga Rp 9.000/Kg, demikian pula cabe naik sebesar Rp 15.000 sampai Rp 17.000/Kg.

Gubernur Didesak Tandatangani Petisi
Aksi penolakan rencana kenaikan harga BBM mulai terjadi sejumlah tempat di Banten. Di kantor Gubernur Banten, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala), Jumat (9/5) pukul 09.00 WIB menuntut dan mendesak Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menandatangani petisi penolakan kenaikan harga BBM. Namun, keinginan Kumala tidak terwujud, karena Gubernur Banten tidak menemui mereka. Mereka hanya dilayani dan dihadang oleh puluhan polisi dan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang menjaga jalannya aksi.
Dalam orasinya, Koordinator Lapangan, Azis, mengemukakan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla telah menaikan harga BBM bersubsidi sebanyak 3 kali. Dari kebijakan itu, Kumala berpendapat, pemerintahan ini telah menyengsarakan rakyat.
Kumala juga menyoroti Pemprov Banten yang dipimpin Atut Chosiyah dan wakilnya, HM Masduki yang dinilai menghambur-hamburkan uang APBD Banten dengan program yang tidak jelas dan tidak berpihak kepada rakyat. Padahal selama ini, masyarakat Banten tengah menghadapi kesulitan ekonomi yang semakin berat.
"Seharusnya, sebagai pimpinan berani mengambil keputusan untuk menolak rencana BBM tersebut. Bukan justru diam dan menghabiskan uang rakyat melalui APBD," ujarnya.
Di Ciputat, Kabupaten Tangerang, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Mahasiswa Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Ciputat bersama Aliansi Kajian Ciputat School, Jumat (9/5), melakukan aksi unjuk rasa di dalam kampus UIN. Dalam orasinya para pengunjuk rasa mendesak pemerintah agar membatalkan rencana kenaikan harga BBM. Selain berorasi, para pengunjuk rasa juga sempat menggelar aksi teatrikal pemerintah rezim SBY-JK yang menilai hati nuraninya sudah mati.
Aksi unjuk rasa juga dilakukan dengan mengelilingi areal kampus sambil berorasi mengajak segenap mahasiswa dan masyarakat untuk menolak kebijakan pemerintah menikan BBM pada tanggal 1 Juni 2009 nanti.
Koordinator Humas Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Murtolis Borang Oktavianus, mengatakan ketidakbecusan pemerintahan rezim SBY-JK yang hanya bisa menyengsarakan rakyat dengan alasan semakin tingginya harga minyak mentah dunia dengan menaikan harga BBM dan secara sistematis menyeret harga kebutuhan pokok merangkak naik.
“Harga premiun akan naik dari Rp 4.500/liter menjadi Rp 6.200/liter-nya. Solar Rp 3.500/liter menjadi Rp 5.200/liter, pertamax dari Rp 6.000 menjadi Rp.7.800/liter. Dan ini sungguh luar biasa rentetan prestasi yang diukir oleh rezim SBY-JK ketika pemerintahannya hampir genap 4 tahun,” tukas Borang.(Tangerang Tribun)
//Caption Photo: Sejumlah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Ciputat, Jumat (9/5), menggelar aksi teatrikal penolakan kenaikan BBM yang telah menyengsarakan rakyat.
Photografer: M Jakwan/ Tangerang Tribun

Jumat, 09 Mei 2008

13 Jam Tol Bandara Lumpuh


Bandara,Tribun—Jalan tol Sedyatmo, akses utama menuju Bandara Soekarno-Hatta, kembali dilanda banjir. Banjir kali ini disebabkan air pasang yang terjadi sekitar pukul 02.35 Wib hingga mengakibatkan tanggul di KM 27-200 jebol. Akibatnya, puluhan jadwal penerbangan mengalami keterlambatan. Jalan Tol Sedyatmo kembali dapat dilalui kendaraan jenis sedan pukul 16.00 WIB, atau setelah 13 jam lumpuh.

Banjir yang terjadi Kamis (8/5) dinihari ini merupakan banjir yang kedua kalinya pada tahun 2008. Banjir akibat limpasannya air disisi utara, tepatnya di kilometer 26+200, tepatnya di Kamal Muara tergenang hingga 1 meter. Besarnya air pasang ini mengakibatkan tanggul yang ada di sekitarnya jebol sepanjang 8 sampai 10 meter.
Tingginya air yang menggenang di jalan tol itu kontan membuat akses menuju Bandara dari via tol terputus. Dampaknya, Sejumlah jalur alternatif, seperti Jalan Suryadharma, Jalan Sudirman dan Jalan Raya Daan Mogot Kota Tangerang juga mengalami kemacetan karena berlimpahnya kendaraan yang ingin menuju atau datang dari Bandara.(foto: M Jakwan/Tangerang Tribun)

Senin, 05 Mei 2008

Angka Pengangguran Meningkat di Banten


TIGARAKSA, TRIBUN
Angka pengangguran di Provinsi Banten masih tinggi yakni dari 3.980.160 jiwa usia produktif tercatat sebanyak 636. 847 orang merupakan pengangguran terbuka dan angka pencari kerja sebanyak 37.988 orang. Pasalnya saat ini masih minimnya kesediaan tenaga kerja dan penduduk musiman pencari kerja kian banyak.
Demikian dikatakan Gubernur Provinsi Banten, Hj Rt. Atut Chosiyah pada acara peresmian kawasan industri Milinium Industrial, Tigaraksa, kemarin.
Menurut Atut Chosiyah, permasalahan pengangguran ini juga dipicu oleh belum terciptanya hubungan yang harmonis antara pemerintah daerah dengan perusahaan. Pendidikan formal juga turut melatar belakangi pengangguran lantaran tak mampu memenuhi pangsa kerja. “Dari hasil pantauan dan hasil hearing dengan perusahaan, permsalahan ini (tingkat pendidikan) merupakan pemicu penting untuk pengangguran yang terjadi di seluruh daerah Banten,” jelas Atut.
Kedatangan Atut didampingi pejabat dinas dari Provinsi Banten yakni, Dinas Pekerjaan Umum (PU), Drs Soleh, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), Drs Eutik S MM, Bapeda, Widodo Provinsi, Komisi II DPRD Banten Media Warman dan Yavni Lubis.
Ia mengatakan, permasalahan tenaga kerja yang belum mampu memenuhi keinginan industri, maka pemerintah Provinsi Banten pada 2008 ini akan memaksimalisasi program Balai Latihan Kerja (BLK) di Kabupaten/kota.
Sedangkan untuk dana maksimalisasi ini, rencananya akan dianggarkan dari APBD Banten sebanyak 5Rp ,21 Miliar. Sedangkan untuk permasalahan hubungan antara perusahaan dengan pemerintah ia menjelaskan, ini merupakan kebijakan otonomi berlapis. “Saya akan memberikan surat kepada bupati dan walikota di seluruh Banten, untuk memberikan kebijakan terkait kemudahan investasi di provinsi Banten,” tandasnya.
Peresmian yang dibuka oleh Sekretaris daerah (Sekda) Kabupaten Tangerang, Nanang Komara itu juga dihadiri oleh Muspika, dan wakil Anggota DPRD Kabupaten Tangerang TB Bayu.
Dalam kesempatan itu, gubernur provinbsi Banten juga menjelaskan, permsalahan kebijakan investasi terletak pada moda transportasi, terkait dengan akses, perizinan dan kemudahan fasilitas lainnya. Untuk itu, pemerintah provinsi melalui pemerintah pusat telah memberikan kemudahan-kemudahan investasi yakni dengan melakukan pemudahan jalur laut, darat dan udara. “Di Banten juga akan dilengkapi dengan 3 PLTU terkait dengan kebutuhan listrik industriyakni PLYU Suralaya, Kemiri, Tangerang dan PLTU Labuan, Pandeglang. Kami telah melengkapi pipa gas untuk kawasan-kawasan Industri,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Provinsi Banten, Drs Eutik S. MM, mengungkapkan, pendapatan daerah Bruto sebanyak Rp. 107,3 triliun pendapatan daerah atau APBD Banten, 51% nya dihasilkan dari sektor industri di tiga daerah yakni Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Cilegon. “Ini artinya sektor industri merupakan primadona PAD kita. Nah untuk pendapatan yang paling tinggi terkait sektor ini, Kabupaten Tangerang merupakan penyumbang paling terbesar, yakni, 14. persennya,” jelas Eutik
Terkait angka penggangguran yang tersebar di daerah kota/kabupaten se-Banten seperti pada Kabupaten Tangerang, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tangerang Nanang Komara mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan kemudahan-kemudahan investasi kepada para investor, terutama dengan pajak dan fasilitas keterbukaan yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang. Dengan menyehatkan iklim investasi tersebut, akan menyerap banyak angkatan kerja. “Kami sudah melakukan transparansi dan kemudahan akses untuk melakukan investasi di Kabupaten Tangerang,” Jelasnya. (Tangerang Tribun)

Minggu, 04 Mei 2008

Status Penyakit Menular di Banten Tertinggi


SERANG, TRIBUN — Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menyebut Provinsi Banten tertinggi dalam hal penularan penyakit berbahaya dan mematikan. Untuk itu Pemerintah Provinsi Banten maupun pemerintah kota dan kabupaten se-Banten lebih serius dalam penanganan status penyakit berbahaya sehingga tidak ditemukan lagi kasus-kasus seperti Kejadian Luar Biasa atau KLB diare, filariasis atau kaki gajah dan flu burung.
Dalam bedah buku ‘Saatnya Dunia Berubah; Tangan Tuhan Dibalik Virus Flu Burung’ karya Siti Fadilah Supari di Serang, Siti Fadilah menyatakan, buruknya status penyakit menular di Banten yang tertinggi se-Indonesia karena berada di wilayah perbatasan dengan DKI dan Jawa Barat yang tingkat mobilitas sosial maupun arus barang yang masuk atau melintas di Banten sangat tinggi.
“Dua wilayah itu, berdasarkan data dari Departemen Kesehatan untuk flu burung masih sangat tinggi. Jabar pada urutan pertama, DKI kedua sedangkan Banten diurutan ketiga,” terangnya.
Menyingung mengenai Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebut bahwa Indonesia untuk kasus flu burung sudah menular dari manusia ke manusia itu tidak benar. Karena sampai saat ini penularan flu burung masih dari unggas ke manusia. Untuk itu, pemerintah Indonesia meminta kepada WHO untuk adil dan transparan.
"Yang penting adil, saya merasakan betapa pentingnya keadilan dan keterbukaan itu. Dan saya juga meminta kepada Pemprov Banten untuk tidak tergesa-gesa jika swasta dari dalam maupun luar negeri mengajak kerjasama, karena ini menyangkut kepentingan bersama. Kalau kerjasama itu tidak menguntungkan buat apa dibuat kerjasama," katanya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Dadang membenarkan apa yang disampaikan Menkes. Namun menurut dia, walaupun status penyakit menular di Banten buruk, akan tetapi jika dilihat dari parameter standar kesehatan manusia di Banten dari tahun ke tahun terus membaik.
“Jika diukur dari standar kesehatan manusia di Banten sudah diatas rata-rata dari nasional. Seperti angka kematian ibu dan anak saat ini mengalami penurunan, begitupun dengan gizi buruk. Jumlah Balita secara keseluruhan untuk tahun 2007 yang menderita gizi buruk 8.244 atau 0,89 persen, turun dari tahun 2006 yang mencapai 0,93 persen dari jumlah Balita penderita gizi buruk sebanyak 8.995 orang,” terangnya.
Sementara masih terjadinya penyakit menular seperti disampaikan Menkes, menurut Dadang masih terus berlangsung dan terjadi di Banten. “Tahun 2007 kami mencatat 25 kasus flu burung dan yang meninggal 22 orang. Begitupun dengan kolera maupun kaki gajah masih saja ada di Banten,” terangnya.
Untuk penyakit menular seperti flu burung serta diare itu katanya, paling banyak terdapat di Tangerang. Sedangkan daerah-daerah lain jumlahnya tidak terlalu banyak ditemukan. “Khusus kaki gajah dan flu burung Tangerang mendominasi, sedangkan daerah-daerah lainnya tidak terlalu banyak. Bahkan untuk Kota Cilegon untuk kaki gajah tidak ditemukan sama sekali,” terangnya.
Penanganannya sendiri selain terus menerus melakukan upaya penyuluhan kesehatan dengan pola hidup sehat, untuk penderita kaki gajah dan flu burung. Dinkes Banten dengan kabupaten/kota akan melakukan upaya pemberian obat terhadap orang-orang yang menderita kaki gajah serta melakukan monitoring terhadap pasien yang pernah diduga terkena flu burung.
Informasi yang berhasil dihimpun, di Kabupaten Tangerang menyebut, data Puskesmas di Kecamatan Sepatan, Teluknaga, Kronjo, Sukadiri, dan kecamatan Tangerang Utara, sepanjang tahun 2007 lalu, terdapat sebanyak 500 kasus kesehatan, di antaranya kasus kaki gajah, diare dan flu burung dan gizi buruk.
Hal ini diakibatkan minimnya kesadaran hidup sehat di daerah tersebut. Bahkan hingga kini tradisi dolbon (modol di kebun, atau buang air besar di kebun-red) masih dilakukan masyarakat. Jumlah ini sudah menurun ketimbang tahun 2005 lalu yang mencapai 1.213 kasus kesehatan.
”Kami sudah melakukan beberapa kali penyuluhan kesehatan kepada masayarakat di sana. Namun dikarenakan budaya masyarakat terhadap kesehatan masih sangat minim, makanya angka penurunan tidak terlalu signifikan,” jelas Kepala P2PL Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Yuliah Iskandar.
Terkait itu, minimnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, Yuliah Iskandar juga mengatakan, hingga kini pihaknya sedang melakukan program kesehatan, yang sebagian kegiatan penyehatan berada di utara. Di antaranya dengan membentuk penyuluh kesehatan, pembangunan MCK dan menciptakan desa siaga.
“Kami akan membuat 102 desa siaga, dan ratusan MCK yang kami fokuskan ke arah Tangerang utara,” jelasnya.(Banten Tribun)