Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang masih memberi limpahan rizqy kepada kami. 
   Datanglah seorang mahasiswa teknik mesin perkapalan institut teknologi  sepuluh november surabaya ke institu RAT motorsport untuk menyekolahkan  honda supra x125 miliknya. Entah angin apa yang membawanya, namun  setelah percakapan singkat ia memasrahkan pengerjaan modifikasi motornya  kepada kami, jika sang juragan sudah ikhlas sepenuh hati, pun kami akan  ikhlas mengerjakannya sepenuh hati pula.
Demi menemaninya berkelana di hutan surabaya yang rimbun dengan  trafic light, dan ramai dengan kuda besi maupun badak besi berkeliaran,  ia membutuhkan motor handal untuk bermanuver, kontan meski cukup 1/4 gas  dipelintir motor sudah laju… karakter jiwa pria surabaya yang kerasss… 
  Konsepnya motor sebisa mungkin sleeper , alias tampak luar standard, namun gahar…
Oleh karenanya mesin kreasi sang bapa Soichiro Honda kami elus-elus  dulu, di tepuk-tepuk minta ijin, sembari memanjatkan doa semoga  amal-ibadah pak Honda mampu memudahkannya ke surga, kami turunkan ke  tanah. Dibongkar habis-habisan. Dengan dana minim, maka tujuan utama  kita untuk menaikkan performa honda supra x 125 adalah dengan langkah  BORE UP, alias membesarkan isi silinder blok, bukan dengan hanya  mengganti piston dengan oversize 1.00 saja, tidak cukup, kami benamkan  piston milik Honda SONIC yang memang dikenal sebagai pemburu tenaga.  Dimensi piston selebar 58.0 milimeter terpaksa melengserkan liner  standar bawaan pabrik untuk diganti bawaan milik honda CB. Pengerjaan  ini juga tidak dapat dilakukan serampangan, pemilihan bengkel bubut  terbaik menjadi acuan agar ke depan tidak muncul permasalahan silinder  melorot… kalao celana miyabi melorot sih semua suka, lha kalok boringan  melorot… aduh dik… ahhahahahahah 
  Hancur minah..
Bisa langsung pasang? Nanti dulu, penyesuaian pada bak tengah – atau  bahasa tehniknya CrankCase… perlu dilakukan pelebaran ulang agar  silinder blok dengan liner yang extra tebal mampu terduduk rapi  didalamnya. Titik tengah harus benar-benar presisi, salah lubang bisa  bikin penyakit gawat… contohnya raja… alah… 
   Masalah pin piston oke-oke aja menempel di connecting rod standard  karena sama-sama memiliki lingkar luar 13 milimeter. Lainnya, kita rubah  adalah atap piston, kita tiruskan 9 derajat kemudian dilanjut ke 15  derajat, hingga tampaknya keren banget seperti kerucut dome nya, tekanan  padat, namun rasio kompresi tetap rendah karena deck clearances masih  diatas 1 milimeter.
Mumpung bongkar mesin, jangan lupa mengecek deviasi kruk as, di center ulang + balans ulang supaya nggak gemetar mengayunkan piston gajah. Bak tengah dan blok silinder beres. Kita naik ke atas, proses pengerjaan selanjutnya adalah mencomot katub honda CS 1, dengan harga separuh dari katub sonic namun kualitas nya tidak perlu diragukan. Selalu cocok dengan semboyan kita , mur-mer-ceng dah… Katub standard dilengserkan, bisa diwariskan ke motor grand nih yang pengen katub gede untuk harian. hehehe…
Kapasitas mesin baru, dimensi katub diperlebar, apalagi yang perlu  diseuaikan teman-teman…? Apa? Porting.. ya betul.. porting kita ambil  hingga 23.5 milimeter untuk lubang hisap. Lubang buang, lupa ukurannya…  heheheh… Perlu di squish tidak kubahnya? Untuk memfokuskan pemampatan  kompresi, menyearahkan pusaran gas -bahan bakar maka squish dibuat  selebar 58 milimeter juga dengan derajat 9.  Lantas noken as nya berapa  ukurannya om…? Yah dikarenakan untuk harian, maka pantat cukup digerus  1.1 milimeter saja dengan dikawal pir klep milik honda CS 1, sudah  memberikan nafas yang cukup berarti 
 
Aksesorisnya apalagi? Permasalahan yang sering muncul kan supra 125 sering selip jika power nya gede. Oleh karena itu , mas Abie R.A.T mengakalinya dengan membenamkan pir kopling dari suzuki smash, dengan dikawal kampas kopling dari honda tiger pun masih ditambah 1 lembar, itu juga ga bisa langsung pasang boss, harus dilakukan pembubutan pada hub kopling untuk mendapatkan jarak main kopling enak.
Karburator… pakai standard aja. Hah? Mumpuni? Mumpuni sih jika  konsepnya bore up irit, untuk mempercepat derasnya aliran udara-bahan  bakar masuk ke silinder kita perlu venturi kecil. Jadi gas dikit motor  bisa laju. Konsep ini mengandalkan power band melonjak di bawah dan  tengah. Jadi sejak 2.000 RPM power sudah terasa menarik – narik…  sedaaappp… tarik mang… dasar kau keong racun, walah… 
 kok jadi shinta n jojo mode : on.
CDI nya pakek rextor atau BRT bang yang enak? Tergantung dana dan selera. Karena om Tommy Huang memiliki pabrikan Ahass Bintang Motor, yang artinya beliau tentu lebih jeli meriset motor honda, maka otak pengapian kami percayakan agar dikawal BRT dual-band untuk mengail RPM di putaran tinggi. Lagipula harganya lebih murah, dan ga perlu ribet nyetel, tinggal pasang n gas!!! Output dari cdi BRT ini diteruskan oleh koil Andrion, dan ke busi ngk iridium. Sadaaapp!!! Ledakannya gak kalah sama mercon khas di bulan ramadhan… hahahha…
Dalam mendesain sistem pembuangan , kami tetap mempercayakan  pengrajin knalpot lokal sidoarjo, Sahek Knalpot, membuat pipa berundak-  sambung menyambung , patah-patah seperti batang tanaman tebu, ber  buku-buku istilahnya kalau di Biologi, tapi waktu itu saya ketiduran  mungkin, soalnya yang ditunggu-tunggu dari pelajaran biologi adalah  anatomi, apalagi kalau disuruh praktik… wkwkwkkw 
  Hitungan menyesuaikan durasi noken as, rasio porting, dan kapasitas silinder serta karakter yang dimau.
Ffffiiuuhhh… meski kurang puas karena top speed belum menggapai 150 kph dengan mudah, namun riset akan terus dilanjutkan…
Tetap Sehat – Tetap Semangat Biar Bisa Modifikasi Mesin Tiap Hari.









akan ku coba
BalasHapus