Tampilkan postingan dengan label warga tangerang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label warga tangerang. Tampilkan semua postingan

Senin, 11 Agustus 2008

Warga Cisauk Temukan Minyak Maja


Dengan melakukan fermentasi terhadap Buah Maja atau yang biasa disebut Buah Berenuk, Suhendra, warga Desa Sampora Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang, berhasil menemukan bio energi sebagai pengganti minyak tanah.
Ditengah mahal dan sulitnya mendapatkan minyak tanah, temuan Suhendra tersebut diharapkan menjadi alternatif energi bagi masyarakat. Bahkan energi ini lebih irit dibandingkan dengan minyak tanah, karena perbandingannya adalah satu liter minyak tanah sama dengan setengah liter minyak buah Maja.
Saat ini pemerintah setempat tengah berupaya agar temuan berupa minyak dari fermentasi Buah Maja itu mendapatkan hak paten. “Setelah diteliti ternyata selain sebagai bio energi pengganti minyak tanah, cairan hasil fermentasi tersebut dapat digunakan sebagai pembasmi hama pada tumbuhan pertanian,” jelas Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Tangerang Mahdiar, sembari mengaku sedang memperjuangkannya untuk mendapat hak paten.
Dukungan untuk mempatenkan minyak dari Buah Maja ini, lanjut Mahdiar, mendapat intruksi langsung Bupati H Ismet Iskandar.
Sementara Suhendra, penemu minyak Buah Maja, mengungkapkan, awal penemuannya yaitu didorong semangat mencari terobosan-terobosan dari hobinya mengumpulkan Buah Maja.
“Saya seorang pengrajin kulit buah Berenuk (buah Maja), lalu saya coba-coba dan ketika istri saya tidak memiliki minyak tanah, lalu hasil perasan yang telah diendapkan saya taruh di kompor dan bisa menyala akhirnya sampai saat ini saya gunakan sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah,” paparnya.
Buah Maja atau Berenuk, menurutnya, memiliki banyak manfaat dari mulai kulit, isi buah hingga kulit. Isi buah Maja, bila diperas dan diendapkan selama beberapa waktu sebagai proses fermentasi hasilnya akan menjadi bahan bakar untuk memasak yaitu seperti minyak tanah.
Ditanya lebih lanjut tentang proses fermentasi Buah Maja menghasilkan minyak untuk kebutuhan memasak, dia enggan menjelaskan secara rinci. Bagi Suherman hal ini akan diungkap kepada publik, bila pihaknya sudah mendapatkan hak paten.(photo: aen/Tangerang Tribun)

Jumat, 20 Juni 2008

Kendaraan Militer Made In Warga Tangerang


Tidak semua warga Tangerang tahu, di pinggir Jalan Raya Raden Saleh, Karang Tengah, Kota Tangerang, terdapat perusahaan swasta yang secara khusus memproduksi kendaraan militer. Hasil inovasi teknologi peralatan tempur dari warga Tangerang ini diorder tidak hanya untuk militer Indonesia, tapi pemesannya juga berasal dari militer yang memiliki peralatan tempur tercanggih seperti Jerman, Swedia serta Perancis.

Itulah PT Sentra Surya Ekajaya, yang secara khusus sejak tahun 2000 memasok kendaraan militer (tempur). Pemiliknya adalah warga Tangerang, Eka Surya Jaya. Untuk memenuhi pemesanan yang terus berdatangan, terutama dari TNI Angkatan Darat maupun militer luar negeri, Eka kini dibantu lima puluh kerja yang memiliki keahlian untuk menemukan inovasi di bidang peralatan tempur militer. Berbagai varian kendaraan yang diproduksi oleh perusahaan itu. Salah satunya tipe mobil tempur Cakra KEV yang berbentuk kokoh berlapis baja dan berwarna hijau ini. Kendaraan ini menjadi kendaraan pertama yang memiliki daya tarik dan atas produksi kendaraan itu menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang mampu menarik perhatian militer asing. Dan mobil tempur keluaran tahun 2002 dengan produksi bus VVIP Armor KEV dan tahun 2004 dengan tipe P Series. Di mana tipe P Series ini menjadi salah satu varian pertama dari P Series yaitu PI Pkaci yang menjadi kendaraan tempur dengan berat 4,5 ton dengan kapasitas penumpang 12 orang.
Eka menjelaskan, kendaraan tempur berlapis baja ini mempunyai dua tipe lain, yaitu APC (Armored Personal Carrier) dan tipe Commando yang didesain dengan body monolok dan mampu menahan peluru hingga kaliber 7.62 mm. Dan di antara dua kendaraan jenis baja ini, masih ada lima jenis kendaraan baja yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Seperti jenis PJD keluaran tahun 2003, jenis PI PAKCI keluaran tahun 2004, P4 Komando keluaran 2004 dan P3 Ransus keluaran tahun 2004.
Dan di tahun 2005, perusahaan tersebut mampu mengembangkan dua varian lain dari P Series yang mempunyai bentuk lebih kecil dari versi sebelumnya tidak kurang dari 2 varian. Antara lain P2-V1 Cougar, P3 Cheetah, di mana masing-masing kendaraan tersebut mempunyai berat 3 ton dengan pengerak 4 roda yang berlapiskan baja yang mampu menahan peluru hingga kaliber 7.62 mm dan mempunyai mesin diesel turbo bertenaga 145 hp. Sedangkan khusus untuk versi P2 dan P3 ini berjumlah 4 sampai 10 orang.
Eka menambahkan, konsumen yang paling banyak membeli kendaraan militer ini, kebanyakan dari TNI Angkatan Darat yang sudah mempunyai kontrak selama satu tahun dengan perusahaan tersebut untuk memproduksi mobil militer ini. Untuk menjual mobil tersebut, Eka mampu menjual dengan harga hampir Rp 1 miliar untuk setiap model kendaraan milliter. Bahkan ia mampu menjual lebih dari Rp 1 miliar untuk penjualan kendaraan untuk di luar negeri.
Sepanjang tahun 2003 hingga saat ini, tipe mobil PJD yang paling banyak dipesan. Karena mobil ini mempunyai keunggulan dibandingkan produksi luar negeri. Seperti terlihat dari muatan atau kapasitas orang dan kekuatan dari kendaraan tersebut yang mampu menempuh jarak tertinggi. Dan tahun ini perusahaan tersebut sudah membuat 5 mobil tempur untuk dikirimkan ke luar negri yaitu Srilangka, dengan jenis mobil P2 APC keluaran tahun 2005.(sumber: Tangerang Tribun, poto: Dini Maelani/Tribun)