Tampilkan postingan dengan label energi alternatif. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label energi alternatif. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 29 November 2008

Alam Sutera Bangun Rumah Berenergi Surya


Pengembang kawasan hunian Alam Sutera di Serpong, Tangerang, PT Alam Sutera Reality Tbk (PT ASR) bekerjasama dengan Balai Besar Teknologi Energi dari Badan Pengembangan dan Penerapan Teknologi (B2TE-BPPT) untuk mengembangkan hunian ramah lingkungan dan hemat energi.
Pengembangan hunian semacam ini diterapkan melalui pembangunan cluster modul surya atau konsep hunian ramah lingkungan dengan menggunakan sistem modul surya untuk memenuhi kebutuhan energi para penghuninya.
“Sistem solar sel atau modul surya adalah mengambil energi dari sinar matahari. Alat penangkap energi ini nantinya terpasang di setiap rumah yang akan kita kembangkan ini,” ungkap Direktur Pemasaran PT ASR, Lilia Sukotjo usai penandatanganan nota kesepahaman antara PT ASR dan B2TE BPPT di Club House Alam Sutera, Kamis (27/11) lalu.
Rencananya rumah berenergi surya tersebut segera selesai dibangun pada awal 2009 di Cluster Onyx, Kawasan Alam Sutera.
Lilia optimis kerjasama dengan B2TE-BPPT dalam pengembangan cluster modul solar ini akan menjadi percontohan kawasan lain yang tengah giat menawarkan konsep ramah lingkungan.
Menurut Senior Corporate Communication Manager PT ASR, Liza Djohan, sistem modul surya pada setiap rumah hunian akan memasok energi listrik berkekuatan 2,4 Giga Watt (2200 MW), sehingga unit hunian ini mendapat energi alternatif dari alam secara memadai dan bernilai ekonomis.
Sedangkan teknologi yang digunakan sepenuhnya merupakan rekayasa pihak B2TE-BPPT yakni yang telah mampu menciptakan generator fuel cell sendiri. Generator fuel cell BPPT mampu menghasilkan listrik dengan kapasitas 5 watt hingga diharapkan meningkat menjadi 50 watt.
Secara teknis setiap hunian di cluster modul surya itu akan dipasangi sebuah alat penangkap energ matahari berbentuk sel surya berupa wafer silicon multikristal dengan ukuran 10 cm x 10 cm x 0,3 mm dan lifetime electron sekitar 5 mikro sekon (µsec).
Liza Djohan mengakui bahwa rumah berenergi matahari ini terbilang mahal. Namun demikian, hal tersebut tetap akan mearik bagi para calon penghuni untuk menanamkan investasinya. “Salah satu bentuk investasi bagi penghuni yaitu setiap bulannya para penghuni rumah tidak akan terlalu besar membayar tagihan listrik, karena telah terbantu dengan sistem modul surya,” beber Liza.

Senin, 11 Agustus 2008

Warga Cisauk Temukan Minyak Maja


Dengan melakukan fermentasi terhadap Buah Maja atau yang biasa disebut Buah Berenuk, Suhendra, warga Desa Sampora Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang, berhasil menemukan bio energi sebagai pengganti minyak tanah.
Ditengah mahal dan sulitnya mendapatkan minyak tanah, temuan Suhendra tersebut diharapkan menjadi alternatif energi bagi masyarakat. Bahkan energi ini lebih irit dibandingkan dengan minyak tanah, karena perbandingannya adalah satu liter minyak tanah sama dengan setengah liter minyak buah Maja.
Saat ini pemerintah setempat tengah berupaya agar temuan berupa minyak dari fermentasi Buah Maja itu mendapatkan hak paten. “Setelah diteliti ternyata selain sebagai bio energi pengganti minyak tanah, cairan hasil fermentasi tersebut dapat digunakan sebagai pembasmi hama pada tumbuhan pertanian,” jelas Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Tangerang Mahdiar, sembari mengaku sedang memperjuangkannya untuk mendapat hak paten.
Dukungan untuk mempatenkan minyak dari Buah Maja ini, lanjut Mahdiar, mendapat intruksi langsung Bupati H Ismet Iskandar.
Sementara Suhendra, penemu minyak Buah Maja, mengungkapkan, awal penemuannya yaitu didorong semangat mencari terobosan-terobosan dari hobinya mengumpulkan Buah Maja.
“Saya seorang pengrajin kulit buah Berenuk (buah Maja), lalu saya coba-coba dan ketika istri saya tidak memiliki minyak tanah, lalu hasil perasan yang telah diendapkan saya taruh di kompor dan bisa menyala akhirnya sampai saat ini saya gunakan sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah,” paparnya.
Buah Maja atau Berenuk, menurutnya, memiliki banyak manfaat dari mulai kulit, isi buah hingga kulit. Isi buah Maja, bila diperas dan diendapkan selama beberapa waktu sebagai proses fermentasi hasilnya akan menjadi bahan bakar untuk memasak yaitu seperti minyak tanah.
Ditanya lebih lanjut tentang proses fermentasi Buah Maja menghasilkan minyak untuk kebutuhan memasak, dia enggan menjelaskan secara rinci. Bagi Suherman hal ini akan diungkap kepada publik, bila pihaknya sudah mendapatkan hak paten.(photo: aen/Tangerang Tribun)