Tampilkan postingan dengan label Tanam Pohon. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tanam Pohon. Tampilkan semua postingan

Kamis, 25 Desember 2008

Wapres: Jangan Telantarkan Lahan Kosong


Wakil Presiden HM Jusuf Kalla di Kampung Gedong, Desa Ciuyah, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Rabu (23/12), mengingatkan masyarakat untuk menanam pohon di lahan kosong.
Gerakan gemar menanam pohon ini untuk mengatasi ancaman banjir dan longsor serta menjadi salah satu faktor penyeimbang meningkatnya emisi sebagai pemicu terjadinya pemanasan global. “Pemanasan global yang terjadi telah menyebabkan cuaca tidak menentu, begitu pula fluktuasi musim menjadi tidak terduga, yang akhirnya menyebabkan berbagai bencana seperti banjir dan naiknya permukaan air laut menjadi sering terjadi,” kata Wapres dalam Gerakan Aksi Penanaman Pohon, di areal Pusat Latihan Tempur Kodam 3 Siliwangi seluas 250 Ha milik TNI AD, Desa Ciuyah.
Wapres mengungkapkan, sejak dicanangkannya gerakan Penanaman Serentak 100 Juta Pohon pada 28 Nopember 2008 di Desa Cibadak, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, sudah 75.1 juta pohon yang telah berhasil ditanam di seluruh wilayah Indonesia. Sedangkan untuk wilayah Banten sendiri, berbagai macam tanaman kayu-kayuan dan tanaman serbaguna seperti nyamplung, sukun, dan durian telah ditanam di sepanjang 26,5 km dari kota Serang sampai lokasi aksi penanaman di Desa Ciuyah.
“Nyamplung adalah tanaman yang sangat produktif. Bijinya dapat di gunakan untuk sumber energi biofuel, getahnya dapat digunakan untuk pengobatan pengidap virus HIV, begitu pula dengan kayunya yang sangat komersial sehingga pohon nyamplung ini mampu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh masyarakat setempat,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kehutanan M S Ka’ban, meminta petugasnya meningkatkan pengawasan di hutan lindung. Menurut Ka’ban, aksi kejahatan illegal logging yang jumlahnya hampir mencapai 960 kasus telah membuat tingkat kerusakan hutan di Indonesia mencapai 2,8 juta hektare per tahunnya. Namun demikian, saat ini tinggal 300 kasus dan lahan yang mampu diselamatkan dapat ditekan hingga tinggal 1,08 hektare dalam satu tahun belakangan ini.
“Termasuk di wilayah hutan lindung di Lebak sendiri,” ungkap Ka’ban.
Sementara itu Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menyatakan, saat ini kondisi hutan lahan kritis di Banten mencapai luas sekitar 111.000 Ha. Dengan luas hutan mencapai 865.000 Ha yang terdiri dari hutan produksi, perhutani, konsevasi dan hutan lindung. Untuk itu ia menyerukan hutan dan lahan yang ada di Banten, terutama daerah aliran sungai (DAS) dan sub DAS harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak terutama faktor pelestariannya, sehingga dengan adanya pengelolaan hutan secara baik dan benar kondisi hutan akan senantiasa terjaga dengan baik.
“Dibutuhkan kerja sama semua pihak yang salah satunya dengan melakukan gerakan menanam secara serentak,” kata Atut.
Wujud perbaikan lingkungan merupakan langkah penting dalam upaya penanggulangan bencana alam banjir, tanah longsor dan kekeringan secara terpadu. Dan untuk memacu hal itu kata Atut, Pemvrop Banten terus berupaya menggiatkan berbagai langkah seperti memberikan pelatihan konservasi lahan dan hutan dengan menyertakan para petani.
Sementara itu Panglima TNI Jenderal Joko Santoso dalam sambutan singkatnya mengharapkan kepada seluruh warga masyarakat untuk mampu menindak lanjuti program ini bersama dengan TNI maupun dengan semua pihak untuk terus melakukan gerakan menanam pohon, terutama di lingkungan yang mulai gundul dan di wilayah serapan air.
Dalam aksi penanaman pohon itu dilakukan pada areal seluas 10 hektar dengan ditanami berbagai jenis kayu-kayuan serbaguna sebanyak 100.000 batang pohon nyamplung. (sumber dan foto: Tangerang Tribun)

Minggu, 18 November 2007

Pulau Umang

">" border="0" alt="" />
Sejuta Pohon, Sejuta Pesona di Pulau Umang

Memasuki Pulau Umang, Kawasan Konservasi Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang, keasrian dan sejuta pesona wisata bahari langsung terhampar nyata. Obyek wisata alternatif di Provinsi Banten ini tidak hanya lengkap dengan beraneka ragam sarana wisatanya, tetapi kian bersolek seiring ditanamnya sejuta pohon.

Laporan: Khomsurizal, Tangerang Tribun


Sabtu (17/11) lalu, sekitar 45 orang perwakilan dari berbagai media cetak nasional, elektronik dan company yang berpusat di Jakarta, antusias menanam Pohon Ketapang di tengah laut Selat Selamat Datang, tepatnya di Pulau Umang, Kabupaten Pandeglang.
Aksi mereka merupakan bagian dari Gerakan Menanam Sejuta Pohon untuk menanggulangi permasalahan penghijauan, atau yang oleh masyarakat internasional dikenal sebagai Global Warming (Pemanasan Dunia). Dengan ditanamnnya pohon ini, setidaknya mereka ikut berpartisipasi menggerakan kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan, melestarikan keseimbangan kehidupan, mencintai alam dan melangkah pasti melakukan konservasi. “Ayo kita tanam pohon ini, selamatkan lingkungan sekitar kita,” kata Siscostelo, penyiar radio swasta.
Satu pohon ini, menambah daftar ratusan pohon ditanam dalam gerakan yang diprakarsai manajemen Pulau Umang Resort dan Perkebunan Inti Rakyat (PIR) bekerjasama dengan Ujung Kulon Conservation Society (UCS). Sejak tahun 2006, sejumlah tokoh peduli lingkungan ikut terlibat seperti Marzuki Usman, MS Kaban, Agum Gumelar, Ratu Atut Chosiyah, Desy Ratnasari, Ruth Sahanaya, Nafa Urbach, BUMN, sejumlah perusahaan nasional dan lainnya.
Sementara menanam Sejuta Pohon oleh 45 orang pada kesempatan itu, menjadi rangkaian puncak dari kegiatan Insight Training yang diselenggarakan manajemen Pulau Umang Resort & SPA pada tanggal 16-17 Nopember.
Sebelumnya, mereka mengikuti outbond di area Bukit Legon. Bukit Legon The Outbound Adventure berada di ketinggian Pantai Sumur dengan pemandangan laut bebas yang spektakuler. Di area outbound yang lengkap untuk aktivitas ‘back to nature’ lantaran memiliki kombinasi tracking ke bukit, rakit di sungai dan saung tradisional ini, peserta Insight Training menambah pengembangan diri, juga terlihat menikmati “persekutuannya” dengan alam. Dipandu oleh sekelompok pecinta alam yang kreatif dan profesional, outbond tidak sekedar petualangan alam bebas, tetapi mulai memahami keseimbangan kehidupan yang harus ditata sejak dini. Satu persatu game disuguhkan, diantaranya flying fox, high roof dan river trip.
Setelah menjalani game outbond, Tangerang Tribun dan peserta Insigt lainnya, menempuh perjalanan 1 mil dengan menggunakan shuttle boat menuju Pulau Umang sekitar 7 menit lamanya. Dalam perjalan meninggalkan Pulau Jawa (Main Land) itu, nampak Pulau Umang seakan-akan mendekat. Terlihat elok, dengan sinar matahari sore berkilauan indah. Tidak jauh dari Pulau Umang juga terlihat pulau kecil lainnya, ialah Pulau Panaitan dan Bukit Tangkil.
Sesampainya di Pulau Umang, keramahan manajemen Pulau Umang kepada tamunya langsung menyambut hangat. “Saya bermalam di Cottege 121 Sunrise (nama salah satu kamar-red), pesona laut sangat mengesankan,” terang Adelia, peserta Insight kepada Tangerang Tribun ketika sampai di kamar yang telah disediakan.
Selain Cottege yang berjumlah 18 buah, di Pulau Umang ini tersedia leisure SPA, swimming pool, kids pool, jacuzzy, ‘Sunrise CafĂ©’ yang menyuguhkan makanan lokal maupun internasional, function hall, meeting room, karaoke room, games room, billiard, tenis meja dan aktivitas olah raga air lainnya.
Menurut Cristian P.B Halim, pemilik Pulau Umang SPA & Resort, berbagai fasilitas wisata tidak sekadar menjadi gaya hidup yang disenangi masyarakat kota, tetapi lebih memiliki konsep back to nature dan sebagai sarana rekreasi yang menyehatkan serta bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup dan keseimbangan alam. “Semua fasilitas di sini bernuansa alam yang khusus dirancang untuk memperindah alam, pesona wisata, dan memberikan kemewahan bagi masyarakat,” terang Cristian.
Pesona wisata Pulau Umang tidak hanya terlihat dari atas permukaan, di dasar laut juga cukup menawan dan menyegarkan. Saat Tangerang Tribun melakukan snorkling untuk memantau sekitar laut dangkal, keseimbangan ekosistem laut terjaga cukup baik.
Dari Pulau Umang hingga Pulau Oar, terumbu karang dan berbagai spesies ikan masih bisa disaksikan.
Pulau Umang Resort & Spa mempunyai beberapa faktor yang dapat memberikan kenyamanan para wisatawan, yaitu lokasi terletak di teluk yang terlindung aman dari gelombang dari laut lepas, karena terbendung oleh Tanjung Lesung, sebelah selatan oleh Ujung Kulon, sebelah barat oleh Pulau Panaitan. “Pulau Umang pantas menjadi pilihan berwisata alam bebas yang nyaman, menyegarkan dan mengesankan,” ungkap Cristian.
Pulau Umang Resort & Spa menjadi salah satu pilihan utama untuk berlibur maupun untuk mengadakan acara meeting, seminar, company gathering, outbound team building, pelatihan, Prewedding foto, wedding party, honeymoon, maupun kegiatan lainnya sekaligus menikmati suasana alam bebas yang menyegarkan.(rj)