Minggu, 24 Agustus 2008

Pelawak (pun) Giatkan Pendidikan


Setelah 30 tahun lebih merantau di Jakarta, Tb Dedi “Miing” Gumelar, akhirnya pulang kampung. Pentolan Group Bagito yang telah mengundurkan diri dari dunia lawak yang membesarkan namanya itu memilih menjadi fungsionaris Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di DPP. Selain itu, ia juga membuat gebrakan baru. Dengan dibantu sejumlah aktivis dan penggiat masyarakat di Banten, Miing membentuk sebuah lembaga sosial yang diberi nama Miing Fellowship.
Kata Miing, Fellowship itu artinya tidak jauh berbeda dengan lembaga sosial bernama yayasan, yakni tempat berkumpulnya sejumlah orang yang memiliki kesamaan tujuan dan gagasan dalam membangun Lebak. Namun lembaga itu lebih dititikberatkan pada upaya membangun mental (akhlak) masyarakat atau biasa dia menyebutnya dengan istilah masyarakat berbudaya.
Dalam mewujudkan cita-citanya tersebut, Sabtu (23/8) lalu, Miing ditemani oleh saudaranya Didin (yang juga pentolan Grup Bagito) serta sejumlah rekannya, berkeliling Kabupaten Lebak, diantaranya ke Kecamatan Leuwidamar, Bojongmanik, Cirinten serta Kecamtan Curugbitung. Kedua pelawak ini pertama kali mengunjungi tempat kelahirannya yakni di Kampung Lebak Parahiang, Desa Lebak Parahiang, Kecamatan Leuwidamar untuk meresmikan pembangunan jamban atau tempat nyuci di kampong itu.
Usai meresmikan jamban, Miing dkk melanjutkan perjalanannya ke SMAN I Bojongmanik untuk memberikan bantuan buku bacaan serta alat praga olahraga. Di sekolah inilah terlihat kalau Miing benar-benar peduli pendidikan. Karena di sekolah itu belum ada aliran listrik, ia pun memerintahkan kepada Ketua PAC PDIP Bojong Manik untuk secepatnya membantu pengadaan aliran listrik.
Dalam sambutannya di hadapan ratusan siswa SMAN I Bojong MAnik, Miing menceritakan soal betapa pentingnya pendidikan. Menurut Miing, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Banten berada diperingkat ke-6 se-Indonesia, namun sayangnya masyarakat Banten masih banyak yang miskin. "Itu karena masyarakat dan pemerintah belum begitu peduli pada pendidikan," ujar Miing.
Salah satu contoh kurangnya pedulian masyarakat Banten terhadap dunia pendidikan, kata Miing, diantaranya masih minimnya angka siswa yang melanjutkan sekolah, terutama kejenjang SMA. Sementara bentuk kekurangpedulian pemerintah pada dunia pendidikan, yakni minimnya angaran yang dialokasikan untuk sektor pendidikan.
“Akbibatnya masih banyaknya sekolah yang rusak. Banyak anak-anak yang tidak mengenyam pendidikan minimal Wajardikdas 9 Tahun. "Dengan APBD yang begitu besar, seharusnya Banten tidak tertinggal. Untuk itu, saya sangat bangga dengan para ulama yang sangat gigih tanpa pamrih mencerdaskan anak-anak bangsa melalui pondok pesantrennya yang nyaris tanpa bantuan pemerintah," katanya.
Usai acara di SMA I Bojong Manik, Miing langsung meluncur ke Kecamatan Cirinten, tepatnya ke Kampung Dunguk, Desa Dungkuk untuk meresmikan pembangunan MCK. Setelah itu perjalanan dilanjutkan ke SMPN 2 Cirinten dalam rangka memberikan bantuan 60 kursi belajar serta 30 meja untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah setempat. Dalam kunjungan itu Miing tidak lupa memberikan buku bacaan bagi siswa sekolah tersebut.
Meski hari sudah sore, namun Miing terus berkeliling. Miing langsung meluncur ke Desa Guradog, Kecamatan Curugbitung. Dalam kunjungannya ke wilayah itu Miing memberikan sejumlah peralatan main seperti ayunan kursi, ayunan rantai, jungkilan dan bola dunia. Bantuan lainnya adalah alat peraga dan perlengkapan mengajar seperti white board, spidol, kerta HVS, lem fox, meja lipat dan lainnya.
"Bantuan ini bukan dalam rangka kampanye, tapi bentuk kepedulian saya terhadap calon penerus bangsa ini, sehingga diharapkan mereka mendapatkan pendidikan yang layak secara dini," ujar Caleg DPRRI dari PDIP dengan nomor urut 1 zona Banten ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar