Siang itu, Matahari terasa membakar kulit. Iskandar (23), nelayan Cituis, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang bersama puluhan nelayan lainnya terus berusaha keras menggapai perahu berisi sesaji berisi bekakak ayam, ikan, telur serta lauk pauk lainnya di tengah laut lepas Laut Jawa. Meski harus berpeluh, Iskandar dan juga sejumlah nelayan lainnya berhasil meraih sesaji yang diyakini dapat memberikan keselamatan dan keberuntungan ketika nelayan sedang melaut.
Upacara ritual melarung kepala kerbau dan beraneka sesaji merupakan simbol ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia hasil laut dan keselamatan masyarakat pesisir utara Kabupaten Tangerang, tepatnya di pantai Surya Bahari, Desa Surya Bahari, Kecamatan Pakuhaji, yang digelar secara tidak menentu.
Tahun ini, Pesta Laut kembali digelar pada Minggu (27/7). Mulai pukul 08.00 WIB hingga hampir pukul 14.00 WIB, berbagai macam sesaji yang dibawa satu perahu dengan berbagai interior dikawal para pendekar yang dituakan oleh warga sekitar. Sementara puluhan perahu nelayan lainnya yang ambil bagian dan mengikuti perahu yang mengangkut sesaji dan kepala kerbau yang akan dilepas di tengah laut bergerombol mengikuti untuk memperebutkan sesaji sebanyak mungkin. Sebelum kapal-kapal diberangkatkan, para nelayan tak lupa menyiramkan kapal mereka dengan air laut di sana. Sebagai simbol kapal yang akan mereka pakai untuk melaut dapat hasil tangkapan yang berlimpah dan dilindungi dari mara bahaya.
Dengan acara selamatan dan syukuran ini bagi para nelayan dan masyarakat luas, secara batin memberikan rasa tenang ketika mereka melaut untuk mencari nafkah. Namun dibalik itu semua, tidak ada kesan sakral dalam pelarungan atau upacara adat yang dilangsungkan di pesisir utara. Bahkan, oleh nelayan pelarungan lebih mirip pesta dan ungkapan rasa syukur semata.
Pesta Laut 2008 tersebut adalah pesta yang ke delapan sejak pertama kali diadakan tahun 2000 lalu. Tidak ada waktu yang khusus dalam pelaksanaan Pesta Nelayan di Desa Cituis, atau tepatnya di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Cituis ini. Namun pada pesta Nelayan 14, 26 hingga 29 Juli 2008 nanti, dirayakan dengan beraneka kegiatan. Mulai dari acara hiburan sampai aksi bakti sosial bagi warga usia lanjut dan anak yatim piatu. Setiap malam diselenggarakan pagelaran seni dan budaya, khusus acara hiburan disajikan musik dangdut. Ada pula pertunjukan budaya berupa wayang golek dan beragam seni budaya lainnya.
"Pada tanggal 14 kemarin, kami melaksanakan lomba rancang bangun perahu dan tanggal 26, kami mengadakan kegiatan menanam 1.000 pohon bakau di pesisir pantai, dekat Sekolah Pelayaran," kata Penanggung Jawab kegiatan Pesta Nelayan yang juga Ketua KUD Mina Samudra Cituis, Muhamad Nasyirudin kepada Tengerang Tribun di ruang kerjanya, kemarin seraya mengatakan, puncak acara Pesta Laut ini dilangsungkan pada tanggal 29 Juli 2008.
Ketua Panitia Pesta Laut, Sukma Jaya SE mengatakan, terselenggaranya kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya masyarakat nelayan yang tergabung di TPI Cituis. Tidak ada bantuan sedikit pun dari pemerintah.
"Biaya ini dari para nelayan yang jumlahnya hampir ribuan orang ini. Mereka rela mengeluarkan biaya karena beraggapan pesta atau larung laut merupakan salah satu kewajiban sebagai rasa syukur nelayan kepada laut," paparnya.(Tangerang Tribun)
Minggu, 27 Juli 2008
Syukuran Nelayan Cituis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar