Senin, 30 Juni 2008
SBY Panen Lele
Presiden SBY dan Ibu Negara melakukan panen ikan lele di desa Kota Baru, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, di Kawasan Bangun Desa Mandiri Terpadu(Bangdesmadu), Minggu (29/6).
Panen lele ini sebanyak 1.500 ekor atau seberat 1 ton lele dari semula 200 ribu ekor yang dipelihara. Lele ini dibudidayakan di keramba yang diletakkan di sungai sepanjang kurang lebih 4 kilometer dan dikelola oleh 12 kelompok berjumlah sekitar 391 kepala keluarga. (foto: abror/presiden sby.info)
Kamis, 26 Juni 2008
Petani Mancanegara Kagumi Mandalawangi
Pengurus serikat tani dari Filipina, India, Timor Leste, Thailand, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Amerika Latin, Afrika, Tukri, Jerman, Spanyol dan Brazil mengunjungi lahan pertanian di Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten, Rabu (26/6).
Menurut mereka, tidak ada alasan bagi para petani maupun pemerintah Indonesia untuk tidak meningkatkan hasil pangannya dan meningkatkan perekonomian para petani.
“Indonesia, khususnya Pandeglang sangat beruntung memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Coba di Spanyol, lahan pertanian nyaris tidak ada karena telah berubah menjadi perumahan elti dan industri-industri,’’ kata Iratexe Airiola, serikat petani asal Spanyol.
Hal yang sama juga dikatakan Mangaliso Shadrack, anggota serikat petani dari Afrika. Mangaliso berpendapat, pemerintah daerah Pandeglang harus benar-benar memperhatikan pertanian di wilayahnya. Ia juga juga menghimbau kepada para petani agar terus bersatu dan memperjuangkan hak-hak para petani.
“Biarkan saja konflik di pemerintahan. Para petani harus terus berusaha bersatu, meningkatkan hasil pertaniannya. Karena hasil petani tidak bisa dipungkiri dirasakan juga oleh bupati, menteri, hingga presiden. Mereka harusnya sadar bahwa makanan yang mereka makan adalah hasil petani. Jadi jika pemerintah tidak memperhatikan petani, itu salah besar,’’ katanya.
Selain itu, sejumlah serikat petani dari luar negeri ini juga menyatakan salut kepada para pentani Indonsia yang masih menggunakan pupuk organik. “Saya sangat setuju jika pupuk yang digunakan oleh para petani adalah pupuk organik,’’ cetus Minung Park serikat petani dari Korea Selatan.
Pada kesempatan itu, para serikat petani luar negeri ini juga menyempatkan melihat kondisi area persawahan di Mandalawangi. Mereka mengaku kagum dengan area persawahan tersebut, meski wilayah itu selalu sering terhadang masalah langkanya air. “Pemerintah setempat seharusnya memberikan solusi, misalnya dengan membuat irigasi disejumlah mata air di wilayah ini,’’ kata Minung Park lagi.
Sementara itu Hendri Saragih, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Banten mengatakan, digelarnya acara ini selain untuk meningkatkan wawasan para petani dalam melakukan kegiatannya juga sebagai awal untuk memperjuangkan hak azasi para petani. Karena sampai saat ini hak azasi para petani belum jelas. (Sumber: Banten Tribun)
Label:
agropolitan,
mandalawangi,
perekonomian,
pertanian
Minggu, 22 Juni 2008
Puzzle Tanaman
Penghuni Perumahan Bintaro, Pondok Aren Kabupaten Tangerang, antusias mengkampanyekan lingkungan hijau. Mereka aktif terlibat dalam gerakan menanam pohon di lingkungan mereka tinggal.
Untuk meningkatkan kepedulian warga tersebut, Minggu (22/6), digelar kegiatan bertajuk menyusun tanaman malalui “Puzzle Tanaman”.
Lantaran melibatkan hampir seluruh warga setempat, puzzle tanaman yang membentuk tulisan “Bintaroku Hijau” ini memperoleh record MURI. Selamat ya!, Semoga gerakan Go Green warga Bintaro ini kian bermanfaat bagi masyarakat dan jadi percontohan.
(oia makasih buat M Jakwan/Tangerang Tribun atas potonya)
Apa Kata Dunia
: Blog khomsurizal
“Mau enaknya saja, mau fasilitasnya saja! Apa kata dunia?”. Begitulah seloroh seorang Penjaja Rumah Makan Padang dalam sebuah iklan layanan masyarakat. Ia seolah menyuarakan sebagian masyarakat yang telah sadar terhadap pentingnya membayar pajak bagi pembangunan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas yang dinikmati kalangan umum selama ini.
“Yah membayar pajak”. Sekali lagi, pajak merupakan eksistensi seseorang terhadap negaranya.
Lantaran “sangking” pentingnya pajak, seperti untuk membiayai pembangunan, peningkatan pelayanan publik serta ketersediaan seluruh fasilitas masyarakat, maka beberapa waktu lalu dinas pemerintahan yang bertugas “meraup pajak” tersebut terpaksa mendatangi para penunggak pajak di Kota Tangerang. Fantastis, jumlah penunggak pajak terutama pajak kendaraan bermotor tercatat sedikitnya 86.656 kendaraan bermotor.
Mereka tidak bayar pajak terhitung selama satu hingga lima tahun lebih dengan nilai potensi pajak tertunda sebesar Rp 5 hingga 7 miliar. Yup, alhasil “Apa Kata Dunia!”. Setiap hari ratusan kendaran bermotor berlalu lalang di fasilitas yang tersedia di Kota Tangerang, contohnya saja jalan raya, rambu-rambu lalu lintas, taman kota, jembatan, penerangan jalan dan banyak lagi yang semua dibiayai oleh pajak. Namun ternyata mereka tidak membayarnya, alias memakai fasilitas seenaknya tanpa menunaikan kewajibannya.
Oleh karenanya, untuk meningkatkan pelayanan pajak dan menggali potensi para penunggak pajak itu, Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang mengelar layanan Samsat keliling selama 12 hari terhitung dari tanggal 26 Juni hingga 8 Juli.
"Kami juga akan mendatangi secara door to door dan razia berkelanjutan," kata Kepala UPT Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Tangerang Abadi Wuryanto di Cikokol Tangerang.
Duh, perlukah membayar pajak mesti kembali ke tempoe doeloe yakni harus didatangi hingga ke rumah-rumah?. Jawabnya, tergantung kesadaran masyarakat sendiri.
Jumat, 20 Juni 2008
Kendaraan Militer Made In Warga Tangerang
Tidak semua warga Tangerang tahu, di pinggir Jalan Raya Raden Saleh, Karang Tengah, Kota Tangerang, terdapat perusahaan swasta yang secara khusus memproduksi kendaraan militer. Hasil inovasi teknologi peralatan tempur dari warga Tangerang ini diorder tidak hanya untuk militer Indonesia, tapi pemesannya juga berasal dari militer yang memiliki peralatan tempur tercanggih seperti Jerman, Swedia serta Perancis.
Itulah PT Sentra Surya Ekajaya, yang secara khusus sejak tahun 2000 memasok kendaraan militer (tempur). Pemiliknya adalah warga Tangerang, Eka Surya Jaya. Untuk memenuhi pemesanan yang terus berdatangan, terutama dari TNI Angkatan Darat maupun militer luar negeri, Eka kini dibantu lima puluh kerja yang memiliki keahlian untuk menemukan inovasi di bidang peralatan tempur militer. Berbagai varian kendaraan yang diproduksi oleh perusahaan itu. Salah satunya tipe mobil tempur Cakra KEV yang berbentuk kokoh berlapis baja dan berwarna hijau ini. Kendaraan ini menjadi kendaraan pertama yang memiliki daya tarik dan atas produksi kendaraan itu menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang mampu menarik perhatian militer asing. Dan mobil tempur keluaran tahun 2002 dengan produksi bus VVIP Armor KEV dan tahun 2004 dengan tipe P Series. Di mana tipe P Series ini menjadi salah satu varian pertama dari P Series yaitu PI Pkaci yang menjadi kendaraan tempur dengan berat 4,5 ton dengan kapasitas penumpang 12 orang.
Eka menjelaskan, kendaraan tempur berlapis baja ini mempunyai dua tipe lain, yaitu APC (Armored Personal Carrier) dan tipe Commando yang didesain dengan body monolok dan mampu menahan peluru hingga kaliber 7.62 mm. Dan di antara dua kendaraan jenis baja ini, masih ada lima jenis kendaraan baja yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Seperti jenis PJD keluaran tahun 2003, jenis PI PAKCI keluaran tahun 2004, P4 Komando keluaran 2004 dan P3 Ransus keluaran tahun 2004.
Dan di tahun 2005, perusahaan tersebut mampu mengembangkan dua varian lain dari P Series yang mempunyai bentuk lebih kecil dari versi sebelumnya tidak kurang dari 2 varian. Antara lain P2-V1 Cougar, P3 Cheetah, di mana masing-masing kendaraan tersebut mempunyai berat 3 ton dengan pengerak 4 roda yang berlapiskan baja yang mampu menahan peluru hingga kaliber 7.62 mm dan mempunyai mesin diesel turbo bertenaga 145 hp. Sedangkan khusus untuk versi P2 dan P3 ini berjumlah 4 sampai 10 orang.
Eka menambahkan, konsumen yang paling banyak membeli kendaraan militer ini, kebanyakan dari TNI Angkatan Darat yang sudah mempunyai kontrak selama satu tahun dengan perusahaan tersebut untuk memproduksi mobil militer ini. Untuk menjual mobil tersebut, Eka mampu menjual dengan harga hampir Rp 1 miliar untuk setiap model kendaraan milliter. Bahkan ia mampu menjual lebih dari Rp 1 miliar untuk penjualan kendaraan untuk di luar negeri.
Sepanjang tahun 2003 hingga saat ini, tipe mobil PJD yang paling banyak dipesan. Karena mobil ini mempunyai keunggulan dibandingkan produksi luar negeri. Seperti terlihat dari muatan atau kapasitas orang dan kekuatan dari kendaraan tersebut yang mampu menempuh jarak tertinggi. Dan tahun ini perusahaan tersebut sudah membuat 5 mobil tempur untuk dikirimkan ke luar negri yaitu Srilangka, dengan jenis mobil P2 APC keluaran tahun 2005.(sumber: Tangerang Tribun, poto: Dini Maelani/Tribun)
Label:
kendaraan tempur,
militer,
teknologi,
warga tangerang
Jumat, 13 Juni 2008
Festival Pertukaran Budaya
Sebanyak 350 remaja berkebangsaan negara Jerman yang merupakan pelajar Deutche Internationale Schule (DIS) dari negara se-Asia seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Thailan, India dan Vietnam mengikuti ajang pertukaran budaya di DIS BSD City, Serpong, selama tiga hari pada tanggal 13-15 Juni ini.
Dalam mengikuti kegiatan bernama Festival Pertukaran Budaya tersebut, mereka saling memperkenalkan kebudayaan serta budaya dari masing-masing negara asal mereka menimba ilmu pengetahuan.
Dari pantauan, peserta asal Indonesia memperkenalkan berbagai budaya serta masakan khas ala Indonesia kepada peserta lain. Diantara yang diperkenalkan ialah tarian-tarian tradisional dan juga kuliner khas Indonesia seperti masakan kangkung. Dengan antusias, warga berkebangsaan Jerman itu memulai memasak “sayur Kangkung” dari menumis, memasak hingga menyajikan dalam menu hidangan.
Diketahui, acara festival pertukaran budaya biasanya diadakan setiap dua tahun dengan tujuan untuk memperkenalkan budaya-budaya bangsa se-Asia dengan 19 kategori yaitu diantaranya kategori kuliner atau membuat masakan-masakan Indonesia, seperti sayur kangkung, mendoan, gado-gado dan lainnya.
Public Relations Deutsche Internationale Schule (DIS) Indonesia Evi Royati mengatakan, dalam melaksanakan item-item kategori para peserta didampingi para pemandu untuk menerjemahkan arti dan nama-nama bahan yang mereka pergunakan. “Bukan hanya membuat sayur kangkung tetapi mereka juga diperkenalkan dengan alat musik, tarian dan segala sesuatu yang berhubungan dengan budaya Indonesia,” jelasnya sembari menyebut pada festival ini, DIS Indonesia di Serpong sebagai tuan rumah penyelenggara.
Kamis, 12 Juni 2008
Pemilihan Kang-Nong Tangerang Dimulai
Pemilihan Kang dan Nong Kabupaten Tangerang Tahun 2008 segera dimulai. Sedangkan pembukaan pendaftaran peserta audisi akan dimulai pada tanggal 16 Juni 2008 dan grand final digelar pada tanggal 5 Juli 2008.
Pemilihan Kang dan Nong Kabupaten Tangerang adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Pada saat Kabupaten Tangerang masih bergabung dengan Propinsi Jawa Barat, kegiatan ini bertajuk Pemilihan Mojang Jajaka dan telah diselenggarakan sejak tahun 1987 yang kini dilanjutkan dengan nama Pemilihan Kang dan Nong terkait dengan nomenclature Propinsi Banten.
Acara ini akan dikemas menjadi sebuah seni pertunjukan yang menarik dan enak ditonton serta menggugah minat generasi muda untuk mencintai budaya daerahnya dan bangga menjadi anak bangsa. “Young, beautiful, cheerful, sporty dan intelligent semboyan yang kami angkat dalam ajang ini,” ungkap Ketua Pelaksana tahun ini, Hendri Siswanto (Kang Propinsi Banten tahun 2002).
Pemilihan Kang Nong Kabupaten Tangerang adalah pemilihan yang bisa dibilang paling meriah Se-Propinsi Banten untuk daerah tingkat II, bahkan di tingkat Propinsi Banten sendiri.
Pergelaran pemilihan ini ditujukan untuk kalangan remaja putra maupun putri, pelajar/mahasiswa/umum yang berdomisili di Kabupaten Tangerang berusia 16-23 tahun.
Dengan terselenggaranya Pemilihan Kang dan Nong Kabupaten Tangerang Tahun 2008, diharapkan pemahaman serta pelestarian budaya dikalangan generasi muda akan terus tumbuh dan berkembang.
Senin, 09 Juni 2008
Kupu Kupu "Berwajah Manusia"
Aneh, indah, unik dan lucu. Itulah ungkapan yang pantas saat melihat seekor kupu-kupu berwarna kuning yang tengah hinggap di tanaman bunga milik seorang warga di Perumahan keroncong, Jatiuwung Kota Tangerang, Minggu (9/6).
Nampak dari bagian sayapnya, serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera itu seolah bergambar wajah manusia tua. Duh Tuhan, cantiknya aneka makhluk yang Engkau ciptakan.
Pecun di Boen San Bio
1.150 Telur untuk Teladani Kejujuran
Tidak mudah untuk mendirikan telur yang berbentuk oval di sebuah bidang yang rata. Fisikawan Prof David Allan berteori, pada saat bumi berada pada posisi equinox atau ketika sumbu rotasi bumi dan garis bumi tegak ke matahri tegak lurus. Pada posisi equinox, di antara bumi dan matahari terdapat garis-garis medan gravitasi yang dapat mempengaruhi elektron-elektron dalam telur. Gerakan elektron-elektron inilah yang menyebabkan terjadinya kestabilan hingga telur dapat berdiri.
David Allan mengemukakan, lama equinox terjadi hanya 45 menit. Dan hal itu dilakukan hanya satu kali dalam setahun, yakni tanggal 8 bulan Juni atau bertepatan dengan tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek atau Go Gwee Cee Go. Bersamaan dengan penanggalan imlek itu, Vihara Nimmala atau Boen San Bio di Jalan KS Tubun, Kota Tangerang, pada Minggu (8/6) menutup perayaan Pecun dengan membersihkan 2 perahu naga yang berumur 200 tahun. Bersamaan dengan penutupan perayaan Pecun ini digelar lomba mendirikan telur yang dimulai pukul 11.45-12.20 WIB atau tepat bumi berada pada posisi equinox. Sebanyak 1.150 telur berhasil didirikan oleh 108 peserta dan memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
Kembali ke soal perayaan Pecun, Vihara Nimmala merupakan salah satu vihara terbesar di Tangerang dan juga vihara yang non sekte. Di mana Vihara Nimmala menerima semua ajaran Buddhis dan budi pekerti dari mana pun. Karenanya, di Vihara Nimmala masih mempertahankan segala bentuk tradisi leluhur yang memiliki filosofi mendalam tentang hubungan manusia kepada Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia menghormati ajaran leluhur.
Hari Raya Pecun adalah salah satu tradisi yang sudah bertahan hingga 200 tahun. Puncak perayaan Pecun di Vihara Nimmala ditutup dengan membersihkan dan mencuci dua perahu naga yang terdapat di pendopo Pecun Vihara Nimmala.
Perayaan Pecun diawali dengan kisah seorang menteri yang sangat jujur dan setia bernama Cu Yuan. Pada zaman Dinasti Ciu, negeri yang paling kuat adalah Chin, maka enam negeri besar lainnya, yaitu Cee, Cho, Yan, Thio, Gwi dan Han sering bersatu menghadapi Chin.
Cu Yuan namanya sangat disegani karena berhasil mempersatukan keenam negeri besar tersebut. Namun banyak pihak yang ingin menjatuhkan nama baiknya di hadapan raja negeri Cho. Dengan banyak pengkhianatan di dalam kerajaan membuat Cu Yuan dijatuhi hukuman pengasingan. Di tempat pengasingan tersebut tidak dapat melupakan tanggung jawab pada negeri dan leluhurnya. Terlebih lagi, ketentraman Cu Yuan terganggu dengan berita dihancurkannya ibukota negeri Cho dan tempat bio atau klenteng leluhurnya hancur lebur, yang diserbu orang-orang negeri Chin.
Peristiwa tersebut membuat Cu Yuan yang lanjut usia merasa tidak ada arti lagi dan memutuskan untuk menjadikan dirinya sebagai tugu peringatan bagi rakyatnya. Cu Yuan kemudian membawa perahu dan menerjunkan diri kedalam sungai Bek Lo dengan mengikat dirinya dengan sebuah batu besar sehingga tenggelam. Bahkan orang-orang yang mengetahui peristiwa tersebut berusaha menolongnya tidak berhasil dan jasadnya tidak ditemukan.
Dua tahun setelah peristiwa tersebut, Gi Hu seorang nelayan membawa tempurung bambu berisikan beras dan dituang ke dalam sungai untuk mengenang kembali dan menghormati Cu Yuan. Pada tahun-tahun berikutnya diadakan lomba perahu yang hiasi gambar naga yang mengingatkan usaha mencari jasad Cu Yuan.
Sementara itu, Bebeng salah satu imam Vihara Nimmala menceritakan, sekitar 200 tahun silam, ada seorang pedagang Tionghoa bernama Oey Giok Koen yang melintasi Vihara Nimmala dengan kereta kuda. Saat melintasi Vihara Nimmala salah satu roda kereta kuda terlepas dan menggelinding masuk ke depan gerbang Vihara Nimmala.
Akhirnya saudagar tersebut sembahyang di Vihara Nimmala dan berjanji kepada biokong atau petugas persembahyangan vihara, jika anak pertamanya lahir laki-laki, saudagar tersebut akan memberikan sepasang perahu naga asli dari negeri Cina kepada Vihara Nimmala.
Sejak awal kehadiran perahu naga tersebut selalu disembahyangi setiap hari, hingga akhirnya dipercayakan mendatangkan berkah. Sedangkan Perayaan Pecun ditandai dengan ritual memandikan perahu naga tersebut dan nampak menghiasi makanan bacang untuk mengenang kematian Cu Yuan.
“Kami berharap generasi muda saat ini dapat meneladani sikap kejujuran Cu Yuan karena sampai ajal menjemput, Cu Yuan tetap memberikan sumbangsih terbesarnya untuk negeri dan rakyatnya,” katanya disela-sela pemandian perahu naga.(Sumber: Tangerang Tribun, Foto: M Jakwan/Tribun)
Rabu, 04 Juni 2008
Ayo dukung Indonesia!
Pemilihan 7 keajaiban milik dunia kembali digelar, berbeda dengan kriteria sebelumnya dengan keajaiban yang dibuat secara sengaja oleh manusia dalam bentuk bangunan, kali ini panitia mengajak dunia untuk memilih 7 keajaiban baru milik dunia yang bukan dari buatan manusia.
Sudah terpilih sebanyak 77 tempat di seluruh dunia dari berbagai kategori, dan Indonesia mengajukan atau setidaknya sudah terpilih sebanyak 3 tempat eksotik, antara lain:
1. Komodo National Park
2. Krakatau, Volcanic Island
3. Lake Toba
Voting dilakukan melalui internet, dengan batas waktu sampai akhir 2008!
From: Queue Management [mailto:queue_management@ yahoo.com]
VOTE for INDONESIA: http://www.new7wonders.com
Energi Alternatif Air Terjun
Ditengah krisis energi listrik dan krisis ekonomi yang melanda Indonesia saat ini seorang peneliti muda asal Banten, menyuguhkan energi alternatif kepada warga Banten, khususnya Lebak dengan memanfaatkan energi air yang diubah menjadi energi listrik. Ia melakukan penelitian di daerah pedalaman Lebak yang hingga kini belum menikmati listrik. Ia berkesimpulan, air terjun yang terdapat di pedalaman Lebak bisa menghasilkan energi listrik lokal. Namanya, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), sebuah tekhnologi baru pembangkit listrik yang mengandalkan kekuatan air terjun sebagai penggerak turbin.
Ia melakukan peneliti dalam rangka mendukung studi pasca sarjananya di Universitas Gajah Mada, Jogjakarta bidang study teknis mesin. Secara serius ia melakukan penelitian terhadap kemungkinan penggunaan energi alternatif ini di Lebak, tepatnya di Curug Kanteh, Desa Cikatomas, Kecamatan Cilograng.
Menurutnya, Curug Kanteh memiliki debet air minimal 10 kubik perdetik karena ada perpaduan Sungai Cidikit, Cikatomas dan Cihideung sebagai sumber air terjun. Ketinggian air terjun ini mencapai 100 meter lebih yang bisa menghasilkan energi listrik hingga 1.177 kilowatt. Bagaimana sebenarnya cara penggunan PLTMH ini, berikut petikan wawancara Tangerang Tribun, dengan peneliti dari Banten, Hendri Sumawijaya.
Tribun: Anda memiliki ide ini dari mana?
Hendri Suimawijaya: Awal mula penelitian PLTMH ini sekitar Agustus 2007. Memang di UGM saya diharuskan untuk membuat tesis dari daerah potensi kita tinggal. Dan kebetulan ada potensi energi di Kabupaten Lebak ini. Namun karena keterbatasan waktu pada saat itu, saya hanya meneliti di dua titik. Pertama di bendung Cilangkahan serta di Curug Kanteh.
Tribun: Keuntungan dari PLTMH ini untuk masyarakat apa?
Hendri Sumawijaya: PLTMH ini, selain sangat ramah lingkungan juga biaya operasional amat rendah. Pasalnya, hanya mengandalkan energi air sebagai sumber energi. Caranya, air terjun dialirkan ke turbin melalui instalasi pipa dan dengan tekhnologi sederhana turbin mengubah energi daya dari air menjadi energi listrik. Tentunya ketimbang warga harus menyiapkan jaringan milik PT PLN, lebih baik menggunakan PLTMH ini, bisa jauh lebih kecil biayanya ketimbang membuat jaringan PLN. Apa lagi mengingat Lebak mempunyai banyak air terjun, mengapa ini tidak dijadikan energi alternatif penghasil listrik dan tehnologi ini juga amat tepat diterapkan di Lebak, khususnya pemukiman penduduk yang berada di lembah-lembah.
Tribun: Apakah program PLTMH ini bisa dikembangkan di Lebak?
Hendri Sumawijaya: Jelas, Lebak mempunyai potensi. Sebab di Lebak ini banyak terdapat air terjun. Selain itu saluran irigasi juga bisa dimanfaatkan, karena turbin itu berasal dari air.
Tribun: Ada dampak negatifnya bagi masyarakat dari PLTMH ini?
Hendri Sumawijaya: Sejauh pengamatan saya, tidak ada dampak negatif yang diakibatkan PLTMH ini. Malah sebaliknya sangat menguntungkan masyarakat, sebab kalau dilihat dari siklus ini hanyalah pinjaman air dan akan kembali lagi ke sungai. Pembuatan mesin turbinnya saya bekerjasama dengan PT Cihanjuang Inti Teknis di Bandung, dan mereka telah siap tinggal dipasang saja alatnya
Tribun: Sejauh ini apa yang menjadi kendala?
Hendri Sumawijaya: Akses mobilisasi seperti biaya angkut mahal, karena posisi air terjun itu biasanya berada di hutan atau pegunungan.
Tribun: Apakah PLTMH ini sama stabilnya dengan PLN?
Hendri Sumawijaya: Ya, PLTMH ini aliran listriknya sama stabilnya seperti PLN. Walaupun musim kemarau atau musim hujan tidak berpengaruh, karena yang menjadi ukuran adalah debet air minimum, sehingga aliran listrik bisa tetap stabil.
Tribun: Harapan Anda tentang PLTMH ini?
Hendri Sumawijaya: Pemkab Lebak maupun Pemprov Banten sudah saatnya memiliki tenaga alternatif di daerahnya sendiri. Karena saya yakin dengan potensi air di Banten energi itu akan didapat. Dan sejauh ini saya sudah sosialisasikan dengan balai besar dan mereka merespon dengan baik.(*)
Selasa, 03 Juni 2008
Kecaman Terhadap Tindak Kekerasan
TRANSKRIPSI
KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MENGENAI
KECAMAN TERHADAP TINDAKAN KEKERASAN
YANG DILAKUKAN OLEH SUATU ORGANISASI TERTENTU
KANTOR PRESIDEN, 2 JUNI 2008
Saudara-saudara,
Saya sangat menyesalkan terjadinya kekerasan di Jakarta kemarin siang. Dan saya mengecam keras, pelaku-pelaku tindakan kekerasan itu yang menyebabkan sejumlah warga kita mengalami luka-luka. Negara kita adalah negara hukum, yang memiliki Undang-Undang Dasar, Undang-Undang dan peraturan-peraturan yang berlaku, bukan negara kekerasan. Oleh karena itu, berkaitan dengan insiden kekerasan kemarin, saya minta hukum ditegakkan, pelaku-pelakunya diproses secara hukum dan berikan sanksi hukum yang tepat, menunjukkan bahwa negara tidak boleh kalah dengan perilaku-perilaku kekerasan, negara harus menegakkan tatanan yang berlaku untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia.
Saya meminta kepada masyarakat luas, mengingat akhir-akhir ini banyak kegiatan fisik di lapangan, sebagian merupakan kegiatan unjuk rasa, sebagian lain bukan kegiatan unjuk rasa, tetapi di satu kota pada waktu yang bersamaan sering terjadi berbagai kegiatan fisik dengan tujuan, dengan motif dan tema yang berbeda-beda. Oleh karena itu, saya berharap, semua pihak yang melakukan kegiatan di lapangan seperti itu, tetap tertib, mengendalikan diri, dan apa yang disampaikan kepada pihak Kepolisian itu bisa dijalankan, karena itu janjinya, pemberitahuannya kepada pihak Kepolisian. Dengan demikian, pengamanan jajaran Kepolisian bisa dilaksanakan secara lebih efektif.
Kalau ada masalah di antara kita, di antara komponen masyarakat, solusinya adalah bukan dengan kekerasan. Solusinya adalah solusi damai. Sesuai dengan semangat kita, sesuai lagi dengan Undang-Undang Dasar, Undang-Undang, hukum dan peraturan yang berlaku.
Kepada Pihak Kepolisian, saya meminta agar meningkatkan kinerjanya, tantangannya tidak ringan, permasalahan kompleks. Oleh karena itu, Kepolisian di seluruh tanah air, utamanya di Jakarta dan kota-kota besar harus lebih siap, lebih cepat, lebih profesional. Dengan demikian, semua bisa ditangani dengan baik.
Memang kadang-kadang ada dinamika, ada kegiatan yang tiba-tiba datang seperti tindakan kekerasan kemarin. Tapi Kepolisian tetap melakukan pencegahan, tegas, jangan berikan ruang untuk keluar dari apa yang kita kehendaki.
Inilah yang saya sampaikan Saudara-saudara, agar dapat kita laksanakan, dan kembali kepada Kepolisian tetap tegas menegakkan hukum, tapi cegah tindakan yang eksesif, tindakan yang berlebihan. Dengan demikian, masalah bisa diselesaikan dengan baik, tanpa menimbulkan masalah yang lain.
Kepala seluruh rakyat Indonesia, masyarakat luas, marilah kita pelihara baik-baik negara kita ini. Kita jaga kehormatan bangsa ini di negeri sendiri dan di dunia internasional. Tindakan kekerasan kemarin yang dilakukan oleh organisasi tertentu, orang-orang tertentu mencoreng nama baik negara kita, di negeri sendiri maupun di dunia. Jangan mencederai seluruh rakyat Indonesia dengan gerakan-gerakan, tindakan-tindakan seperti itu.
Demikian pernyataan saya.
Terima kasih.
*****
Biro Pers dan Media
Rumah Tangga Kepresidenan
(Sumber: Presidensby.inf / Poto: A Tohir)
Langganan:
Postingan (Atom)