Minggu, 11 Mei 2008

Kenaikan BBM


Warga Aksi Borong Sembako,
Penolakan Kenaikan BBM Berlanjut

SERPONG, TRIBUN – Warga di sejumlah daerah di Tangerang mulai melakukan aksi borong barang kebutuhan pokok untuk mengantisipasi kenaikan harga barang menjelang dinaikannya harga BBM oleh pemerintah awal Juni nanti. Sementara Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pariwisata (Disperindagkopar) Kabupaten Tangerang meminta warga tidak perlu panik dengan melakukan aksi borong barang kebutuhan pokok.
Disperindagkopar Kabupaten Tangerang sejak Kamis (8/5) hingga Senin (11/5) di sejumlah pasar tradisional belum menemukan kenaikan signifikan pada sejumlah harga barang terkait rencana kenaikan BBM yang biasanya diikuti dengan sikap ambil untung pedagang. Disperindagkopar hanya mendapati beberapa barang kebutuhan seperti beras, telur serta tepung mengalami kenaikan Rp 500-Rp 1.000 dari harga normal sejak tiga hari yang lalu.
Kepala Seksi Pemantauan Harga Disperindagkopar Kabupaten Tangerang Dewanto, mengungkapkan dampak rencana kenaikan BBM dapat mengakibatkan adanya lonjakan harga sembilan bahan pokok. Namun dirinya tidak dapat memprediksikan berapa kenaikan harga barang kebutuhan karena dipicu naiknya harga distribusi yang dipastikan naik karena BBM yang naik.
“Pemantauan sementara, belum ada harga barang yang naik signifikan,” kata Dewanto.
Dugaan akan adanya aksi penimbunan barang untuk ambil untung sudah diantisipasi dengan melibatkan pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan.
“Bila ditemukan akan ditindak secara hukum dan tindakan dari kami adalah dengan mencabut izin usahanya,” tegasnya.
Kepala Disperindakopar Kabupaten Tangerang Mahdiar, menyatakan antisipasi lonjakan barang menjelang rencana kenaikan harga BBM akan melancarkan distribusi barang, terus memantau ketersediaan barang kebutuhan barang di pasaran serta terus melakukan pemantauan harga.
“Kenaikan barang saat ini sudah menyalahi aturan. Sebab kenaikan harga BBM masih dalam rencana. Dan kenaikan belum terjadi, kenapa harus dinaikan,” tandas Mahdiar.
Seorang konsumen di Pasar Serpong, menyatakan dirinya menyetok mie instan, minyak goreng tepung terigu hingga beras untuk mencukupi kebutuhan selama 1 bulan ke depan.
“Saya sengaja belanja minyak goreng, mie instan, beras. Karena saya takut sebelum BBM naik, pasti harga sembako juga akan naik,” kata Cicih Aryati (43), warga Kelurahan Serpong, Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang.

Harga Sembako Naik 30 Persen
Kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok cukup membuat shock para konsumen 3 pasar tradisonal di Kabupaten Tangerang.
Ny Asih, warga Cilukun Desa Cisoka salah satunya. Ia mengatakan, dalam beberapa minggu terakhir di Pasar Cisoka tempat ia biasa berbelanja harga minyak goreng masih mencapai Rp 9.500 hingga Rp 10.000. Namun, tepatnya sejak dua hari belakangan, harga minyak goreng kemasan menjadi Rp 11.500 hingga Rp 13.000. Sedangkan telur yang semula harganya Rp 8.000/kilogram, kini mencapai Rp 11.000, beras kualitas jenis IR 46 yang 3 hari lalu harganya Rp 5.000/liter, kini Rp 7.500.
“Saya nggak ngerti, kan BBM belum naik, kenapa harga harga sembako udah naik,” kata Asih heran.
H Hanafi, pemilik toko sembako di bilangan Pasar Balaraja, tepatnya Blok B. Ia mengatakan, kenaikan harga memang sudah terjadi dalam 3 hari terakhir ini. Ia mengatakan, kenaikan itu juga terjadi di tingkat pengecer, namun kenaikan itu juga dihadapi oleh agen.
“Sebab harga di agen pusat juga naik. Makanya kami menaikkan harga. Yah, dari sananya sih katanya BBM mau naik. Saya juga nggak tahu,” ungkap Hanafi.
Di Kota Serang, sejumlah pasar di Kota Serang, Banten, harga-harga melonjak 20-30 persen. Harga barang kebutuhan pokok di Pasar Induk Rau misalnya, beras jenis IR dan C4 dengan kualitas biasa, naik dari Rp 4.000 menjadi Rp 4.800/Kg. Sedangkan beras kualitas sedang dengan tingkat pecahan butir sedikit, harganya naik dari Rp 4.500 menjadi Rp 5.300/Kg. Beras berkualitas baik harganya berkisar Rp 6.000-6.500/Kg.
Komoditi lainnya yang mengalami kenaikan, gula pasir Rp 6.500/Kg, minyak goreng curah Rp 7.000/liter, cabe merah mencapai Rp 20.000/Kg, bawang merah Rp 15.000/Kg dan tomat Rp 12.000/Kg.
Padahal dua hari lalu sebelum memerintah berencana menaikkan harga BBM, harga tomat di PIR hanya Rp 8.000 hingga Rp 9.000/Kg, demikian pula cabe naik sebesar Rp 15.000 sampai Rp 17.000/Kg.

Gubernur Didesak Tandatangani Petisi
Aksi penolakan rencana kenaikan harga BBM mulai terjadi sejumlah tempat di Banten. Di kantor Gubernur Banten, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala), Jumat (9/5) pukul 09.00 WIB menuntut dan mendesak Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menandatangani petisi penolakan kenaikan harga BBM. Namun, keinginan Kumala tidak terwujud, karena Gubernur Banten tidak menemui mereka. Mereka hanya dilayani dan dihadang oleh puluhan polisi dan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang menjaga jalannya aksi.
Dalam orasinya, Koordinator Lapangan, Azis, mengemukakan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla telah menaikan harga BBM bersubsidi sebanyak 3 kali. Dari kebijakan itu, Kumala berpendapat, pemerintahan ini telah menyengsarakan rakyat.
Kumala juga menyoroti Pemprov Banten yang dipimpin Atut Chosiyah dan wakilnya, HM Masduki yang dinilai menghambur-hamburkan uang APBD Banten dengan program yang tidak jelas dan tidak berpihak kepada rakyat. Padahal selama ini, masyarakat Banten tengah menghadapi kesulitan ekonomi yang semakin berat.
"Seharusnya, sebagai pimpinan berani mengambil keputusan untuk menolak rencana BBM tersebut. Bukan justru diam dan menghabiskan uang rakyat melalui APBD," ujarnya.
Di Ciputat, Kabupaten Tangerang, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Mahasiswa Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Ciputat bersama Aliansi Kajian Ciputat School, Jumat (9/5), melakukan aksi unjuk rasa di dalam kampus UIN. Dalam orasinya para pengunjuk rasa mendesak pemerintah agar membatalkan rencana kenaikan harga BBM. Selain berorasi, para pengunjuk rasa juga sempat menggelar aksi teatrikal pemerintah rezim SBY-JK yang menilai hati nuraninya sudah mati.
Aksi unjuk rasa juga dilakukan dengan mengelilingi areal kampus sambil berorasi mengajak segenap mahasiswa dan masyarakat untuk menolak kebijakan pemerintah menikan BBM pada tanggal 1 Juni 2009 nanti.
Koordinator Humas Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Murtolis Borang Oktavianus, mengatakan ketidakbecusan pemerintahan rezim SBY-JK yang hanya bisa menyengsarakan rakyat dengan alasan semakin tingginya harga minyak mentah dunia dengan menaikan harga BBM dan secara sistematis menyeret harga kebutuhan pokok merangkak naik.
“Harga premiun akan naik dari Rp 4.500/liter menjadi Rp 6.200/liter-nya. Solar Rp 3.500/liter menjadi Rp 5.200/liter, pertamax dari Rp 6.000 menjadi Rp.7.800/liter. Dan ini sungguh luar biasa rentetan prestasi yang diukir oleh rezim SBY-JK ketika pemerintahannya hampir genap 4 tahun,” tukas Borang.(Tangerang Tribun)
//Caption Photo: Sejumlah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Ciputat, Jumat (9/5), menggelar aksi teatrikal penolakan kenaikan BBM yang telah menyengsarakan rakyat.
Photografer: M Jakwan/ Tangerang Tribun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar