Rabu, 04 Juni 2008

Energi Alternatif Air Terjun



Ditengah krisis energi listrik dan krisis ekonomi yang melanda Indonesia saat ini seorang peneliti muda asal Banten, menyuguhkan energi alternatif kepada warga Banten, khususnya Lebak dengan memanfaatkan energi air yang diubah menjadi energi listrik. Ia melakukan penelitian di daerah pedalaman Lebak yang hingga kini belum menikmati listrik. Ia berkesimpulan, air terjun yang terdapat di pedalaman Lebak bisa menghasilkan energi listrik lokal. Namanya, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), sebuah tekhnologi baru pembangkit listrik yang mengandalkan kekuatan air terjun sebagai penggerak turbin.
Ia melakukan peneliti dalam rangka mendukung studi pasca sarjananya di Universitas Gajah Mada, Jogjakarta bidang study teknis mesin. Secara serius ia melakukan penelitian terhadap kemungkinan penggunaan energi alternatif ini di Lebak, tepatnya di Curug Kanteh, Desa Cikatomas, Kecamatan Cilograng.
Menurutnya, Curug Kanteh memiliki debet air minimal 10 kubik perdetik karena ada perpaduan Sungai Cidikit, Cikatomas dan Cihideung sebagai sumber air terjun. Ketinggian air terjun ini mencapai 100 meter lebih yang bisa menghasilkan energi listrik hingga 1.177 kilowatt. Bagaimana sebenarnya cara penggunan PLTMH ini, berikut petikan wawancara Tangerang Tribun, dengan peneliti dari Banten, Hendri Sumawijaya.
Tribun: Anda memiliki ide ini dari mana?
Hendri Suimawijaya: Awal mula penelitian PLTMH ini sekitar Agustus 2007. Memang di UGM saya diharuskan untuk membuat tesis dari daerah potensi kita tinggal. Dan kebetulan ada potensi energi di Kabupaten Lebak ini. Namun karena keterbatasan waktu pada saat itu, saya hanya meneliti di dua titik. Pertama di bendung Cilangkahan serta di Curug Kanteh.

Tribun
: Keuntungan dari PLTMH ini untuk masyarakat apa?
Hendri Sumawijaya: PLTMH ini, selain sangat ramah lingkungan juga biaya operasional amat rendah. Pasalnya, hanya mengandalkan energi air sebagai sumber energi. Caranya, air terjun dialirkan ke turbin melalui instalasi pipa dan dengan tekhnologi sederhana turbin mengubah energi daya dari air menjadi energi listrik. Tentunya ketimbang warga harus menyiapkan jaringan milik PT PLN, lebih baik menggunakan PLTMH ini, bisa jauh lebih kecil biayanya ketimbang membuat jaringan PLN. Apa lagi mengingat Lebak mempunyai banyak air terjun, mengapa ini tidak dijadikan energi alternatif penghasil listrik dan tehnologi ini juga amat tepat diterapkan di Lebak, khususnya pemukiman penduduk yang berada di lembah-lembah.

Tribun: Apakah program PLTMH ini bisa dikembangkan di Lebak?
Hendri Sumawijaya: Jelas, Lebak mempunyai potensi. Sebab di Lebak ini banyak terdapat air terjun. Selain itu saluran irigasi juga bisa dimanfaatkan, karena turbin itu berasal dari air.

Tribun: Ada dampak negatifnya bagi masyarakat dari PLTMH ini?
Hendri Sumawijaya: Sejauh pengamatan saya, tidak ada dampak negatif yang diakibatkan PLTMH ini. Malah sebaliknya sangat menguntungkan masyarakat, sebab kalau dilihat dari siklus ini hanyalah pinjaman air dan akan kembali lagi ke sungai. Pembuatan mesin turbinnya saya bekerjasama dengan PT Cihanjuang Inti Teknis di Bandung, dan mereka telah siap tinggal dipasang saja alatnya

Tribun: Sejauh ini apa yang menjadi kendala?
Hendri Sumawijaya: Akses mobilisasi seperti biaya angkut mahal, karena posisi air terjun itu biasanya berada di hutan atau pegunungan.

Tribun: Apakah PLTMH ini sama stabilnya dengan PLN?
Hendri Sumawijaya: Ya, PLTMH ini aliran listriknya sama stabilnya seperti PLN. Walaupun musim kemarau atau musim hujan tidak berpengaruh, karena yang menjadi ukuran adalah debet air minimum, sehingga aliran listrik bisa tetap stabil.

Tribun: Harapan Anda tentang PLTMH ini?
Hendri Sumawijaya: Pemkab Lebak maupun Pemprov Banten sudah saatnya memiliki tenaga alternatif di daerahnya sendiri. Karena saya yakin dengan potensi air di Banten energi itu akan didapat. Dan sejauh ini saya sudah sosialisasikan dengan balai besar dan mereka merespon dengan baik.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar