KOREK MESIN BALAP YAMAHA CRYPTON 105 CC
Puji syukur kami panjatkan setinggi-tingginya bagi sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena dengan rahmat dan hidayahNya kita dapat berkumpul di upacara bendera… lho!?! Keliru… wkwkwkw. Dengan rahmat dan hidayahNya kita dapat berkumpul berdiskusi di web log RAT MOTORSPORT, kalau di dunia nyata kita diskusinya di warkop sebelah bengkel lebih enak hehehe… Diskusi sampai botak sambil ditemeni kopi luwak! mangstaaabbbb… :p
Kali ini kita membeberkan hasil prakarya mengorek motor bebek   berlambang garputala, so… bagi pemilik kendaraan vega/crypton/jupiter z  yang ingin memiliki motor kencang tanpa bore up, inilah dongengnya! Woi  sing mburi ojo turu nek didongengi, malah ngiler kae i piyeee… 
   Modifikasi mesin yamaha bore up 200 cc jadi kencang = wajar…  Kanibal  blok head supra125 pakai temlar roller + bore up piston tiger , kencang =  wajar, modifikasi modal selangit dikirim ke thailand , kencang,  wajar…   modal minim dikirim ke RAT minta spec aneh-aneh , ndak kencang =  wajar. Hehehehe… becanda! Tapi kalau hanya mengandalkan piston crypton  yang berdiameter 49 milimeter (selisih 15 milimeter lebih dengan piston  TIGER ) mau kencang…?!!! Piye carane…? Hmmm seneng kita kalok disuruh  mikir gini 
   Konsepnya kita tidak boleh melenceng terlalu jauh dari desain para  insinyur Yamaha, kata pakde Graham Bell, jangan over enthusiast =  modifikasi berlebihan… 
   Sekali lagi, Alhamdulillah, bukan untuk sombong-sombongan, tapi untuk  meramaikan jagad perbalapan bahwa ilmu murmerceng masih bisa dipakai  untuk menciptakan pacuan 9 detik menempuh 200 meter dengan kapasitas  seadanya 
  Supaya kita bisa maju bersama. Toh ini pula hasil dari banyak silaturahmi belajar ke berbagai ahli-ahli permesinan 
 

Rasio Pecah Karena Miss Gear
Apa yang harus dituju…? Pertama, basic motor crypton terlalu tua, PR  pertama mesin harus dibelah total untuk cek kelayakan kruk as,  terutamanya bearing kruk as, dan seluruh bearing transmisi, pastinya  harus diganti baru, pilihannya bisa memakai bearing hi-speed, FAG atau  SKF. Untuk kruk as jika ada dana lebih bisa beli kruk as Jepang atau  Thailand mantap, yang ada rejeki sedikit banyak bisa order crankshaft  jupiter z baru di dealer. Tapi seandainya tidak ada, kruk as standard  dibalans ulang dan dicek defiasi ayunan lengan kruk as harus dibawah  0,10 milimeter. Setang piston diganti baru, dengan kerapatan daun kruk  as 43 milimeter, setang pakai punya jupiter z lebih murah dibanding  harus membeli con-rod 4ST milik crypton. Harganya bisa separuh bokkk…  sisanya lumayan buat beramal ke mekaniknya 
 
Urusan transmisi, perbandingan rasio diracik ulang untuk meperoleh  tautan percepatan yang gila-gilaan dan output torsi besar di gigi 4  hingga mampu teriak di putaran tinggi kita pakai 26/23. Lainnya hitungan  umum 
   Sayangnya mendekati event gigi rasionya rompal saat setting, jadi  terpaksa balik ke standard, timernya turun 0.3 second karena percepatan  di gigi 4 mengandalkan standarnya sangat rendah… nangis-nangis kita  sebagai mekanik memasangnya, cuma bisa ndremimil, “semoga banter-semoga  banter…” hahahah…  Karena memakai gir standard terpaksa final gir kita  pakai 13-36, gir dibubut ditipiskan agar muat di rantai honda karisma.  Seandainya rasio sehat kita bisa pakai final gir lebih berat, topspeed  diharapkan bisa lebih tinggi.
Crankcase jika masih layak, bisa dipakai, tapi jika sudah terlalu  oblak bisa hunting bak tengah dari motor X1 Thailand, atau pesan di  yamaha sepasang crankcase crypton baru, notanya disimpen biar ga  dipermasalahkan kalau-kalau ada Polisi yang lagi bete ngeliat kita  nyeting motor n dikandangkan motor kita di POLSEK, aduh aduh padahal  nyeting kan tidak melakukan kejahatan, toh lintasan balap drag di  Indonesia sangat minim, beda dengan thailand yang balap drag jadi  primadona! Sebenernya kami para mekanik ini pun sudah mencari jalan yang  sepi dan aman, toh emang pekerjaan kita disini demi mencari nafkah  keluarga kok ya tega kalau mendenda motor balap resmi, hiks…hikss…  curhat colongan 
  Siapa yang pernah juga hayo angkat tangan?! 
  Kalau balap liar ditertibkan saya setuju pak 
  hehehe… lebih mantap lagi jika polisi mengadakan event balap untuk mewadahi aspirasi anak-anak muda biar ga salah arah…
Selesai urusan kruk as dan kawan-kawan kita tutup bak tengah. Blak!!!  Kencang-kuat-presisi! Area kopling modifikasi umum lah, menggunakan bak  kopling manual, bisa dari merk TDR, atau langsung buatan yamaha  Thailand, bisa. Kampas kopling dipakai dari pabrikan Suzuki, tipe FR 80,  tapi kita pakai merk TOKAIDO hehehehe… atau INDOPART lah, udah bagusan  itu, masalahnya mosok motornya udah nggak ada di jalan, suzuki masih  nyiptain banyak spare part nya? 
   kalau dibelikan yang merk TDR Racing pasti lebih mantap lemparan  tenaganya. Pir kopling pun begitu , kita mengandalkan pir kopling smash  yang 8.000 an, masyaALLAH, kasian ya kita.. hiks… Pengennya kalau bisa  pakai pir kopling yamaha RX king original, sadaaaappp… apalagi kalau  pakai pir kopling Yamaha YZ125, mantap… padahal kita ada, tapi harga  ratusan ribu itu tidak mampu dijangkau sang pemilik motor yang notabene  masih duduk di bangku sekolahan, padahal yo anake pak Carik, hehehe…  tapi namanya belum bisa kerja sendiri jadi ya gapapa lah, diterima  seadanya, rejeki bisa dicari nanti dari boss besar 
  Allah maha adil… lagi maha penyayang 
 

Kepikiran sampai dibawa mimpi... wkwkkwkw
Balancer kita buat dengan bobot 600 gram, mengimbangi hal itu magnit  kita rubah menjadi total loss , mengandalkan pulser dari jupiter z DC,  berat rotor magnit mencapai 700 gram, dengan mencopot seluruh rangkaian  magnit, dan melakukan pembubutan disana-sini. Tujuannya memperingan  putaran mesin agar mampu meraih kitiran belasan ribu rpm dengan tetap  stabil. Kalau ada duit lebih ya beli pengapian kit YZ 125, aduh aduh  aduh… coba denger geberannya bisa bikin horny… emmmppphhhh 
  Hidup hanya sekali , coba sempatkan deh merasakan nikmat geberannya 
  awas mimpi basah.
Piston kita semua tahu, izumi maupun brt tidak pernah mengeluarkan  piston racing, bagaimana untuk menaikkan kompresi??? Memapas head / blok  sebanyak-banyaknya? Bukan pilihan yang bagus. Selain rantai keteng jadi  mulur gila-gilaan, top noken as seringkali meleset jauh dari standard,  itulah sebab seringkali meski sudah kita buatkan noken as sakti ala RAT  kalau dipasang di head yang tidak presisi = boong. Oleh karenanya Blok  silinder ditipiskan 0.5 milimeter, disusul head 0.8 milimeter sudah  cukup. Untuk menembus rasio kompresi 13 : 1, kepala piston kita LAS!! Ya  ! Ditambal las argon, kemudian kita bubut ulang, hingga hasil customize  ini membentuk dum melesak kedalam kubah ruang bakar selebar 39  milimeter. Dum ini dibatasi mendekati busi hampir 1 milimeter saja  celahnya, pokoknya gak nabrak,  selisih piston dengan kubah disisakan 2  milimeter agar tidak terlalu padat. Kalau pecah kan kasian juga, kasian  kita nya maksudnya menunggu kelamaan duit sang juragan gak cair-cair  buat ngebenahin mesin, hehehehe… nunggu mecah celengan ayam dulu dari  hasil nabung uang saku sekolah hehehheeh… semoga segera dikabulkan dapet  juragan besar bisa bikin motor bore up, curhat terusss… 
 
Katup sementara ini mengandalkan milik smash dengan jarak klep 4  milimeter dipatok aman untuk mengawal noken as racing made in RAT dengan  pinggang 17,8 milimeter, durasinya disimpen saja 
   yang pasti in close di area 70 – 80 derajat, ex open di 80 – 90  derajat. Pegas katup dipilih yang murah aja lah pakai CS 1, kita tidak  berharap putaran atasnya bisa kuat, oleh karena itu cdi kita batasi di  12.000 RPM, kalau ada rejeki pir klep bagus kitiran mesin bisa dibuka  lebih tinggi lagi tanpa takut floating dan mesin jebol, lagipula kem  bisa dibuat lebih tinggi hingga pinggang 16.5 milimeter ajiiibbbbbbb…!!!  Sementara yang ada dulu.

Porting dipendekkan 10 milimeter, katup shogun
Porting didesain dengan puncak torsi di 8500 RPM, dengan raihan tenaga puncak di 10.500 RPM, oleh karena itu kita pilih porting diameter 21 milimeter, kalau ini ahlinya mas wawan membentuk porting… monggo mas… disekecaaken. porting buang 100 % diameter klep buang. Untuk menghasilkan tenaga lebih baik mungkin bisa digapai dengan rubahan beli head baru lagi untuk didesain ulang memakai klep sonic, dikecilkan ulang mencapai diameter 26mm inlet, dan buang 22mm.
Intake manifold kita tidak merusak konfigurasi bawaan dari pabrikan  jepang, masih mengandalkan standard, termasuk lekuk-lekuannya, bagian  bawah match dengan porting kami, ujung yang bertemu dengan karburator  kita las diral dan dibor ulang untuk mampu menggamit karburator keihin  PE 28 milimeter. Sekali lagi demi menghemat dana, tapi disisi lain kita  menciptakan intake model down draught murmerceng hehehe… Knalpot  didesain begitu pula, leher knalpot masih memakai standardnya, dengan  pertimbangan kita masih ingin melihat kemampuan desain dari arsitek  pabrikan yamaha, mengingat kapasitas silinder nya tidak jauh dari  standardnya, serta kelokan awal antara porting buang yang berharmonisasi  dengan header, pasti para engineer itu sudah memikirkan dengan tepat  kepresisian aliran udaranya. Mungkin besok kita akan desainkan knalpot  racing made in RAT full system, dengan leheran lebih landai, semoga  lebih baik hasilnya, tapi lebih baik pun kita tidak akan diangkat jadi  arsitek mesin yamaha mengawal Jorge Lorenzo di Moto GP… mungkin diangkat  buat jadi kacung bagian ngelap-ngelap knalpot biar tetap mengkilat  tanpa debu ya… wkwkkwkwkw 
 
Karburator , kita percayakan pada pabrikan Keihin yang menciptakan  karburator untuk motor Honda NSR, dengan pilot jet #60 dan main jet  #118, busi dikawal busi NGK c7HSA standard yang ga nyampe 15.000 an.  Koil kita pakai dari Kawasaki KAZE, siapa yang mau menyumbang koil YZ125  nggih monggo, kita terima keikhlasannya semoga amal ibadahnya terus  tidak putus-putus selama kita pakai balap 
 

Balapan cepet2an bikin noken as 
  
CDI, kita pakai dari BRT, pilihanyya tipe SMART CLICK, lansiran tahun  2008, sengaja muter-muter cari yang jual stok lama, supaya murah lagi…  aduh aduh… seru ya ceritanya, kalau menderita gini malah lebih asik ya  :p Tega amat… jangan gitu ya calon juragan-juragan RAT motor yang baru…  hehehehe… Timing pengapian kita patok 38 derajat BDTC, sekaligus  membatasi RPM. Lumayan lah fitur CDI smart click ini, padahal kalau ada  REXTOR atau BRT yang super I-Max, tentu ketepatan timing akan menentukan  karakter mesin bisa diatur agar lebih keras di putaran bawah, stabil  diputaran tengah, tetap nafas di putaran tinggi… ajibb.. harusnya adanya  teknologi canggih kan digunakan, bukan dihindari, susah-susah yang  bikin tuh, terima kasih om Tommy Huang, terima kasih om Novel Faizal…  you’re rock!! 
 
Apa ya yang kurang… well maybe lots, karena kita manusia jauh dari  sempurna, karena manusia bisa berencana dan berusaha, namun tuhan yang  menentukan. Diakhir lomba saat pulang kita koreksi, piston mulai retak  terkena kompresi yang tidak cocok dengan bahan-bakar pertamax, harusnya  minta bensol… 
   belum ditambah jika joki miss gear… aduh dik. Pokoknya kalau pembalap  udah miss gear lebih dari 2 kali, harap mesin dibongkar siapa tahu klep  bocor atau kruk as sudah tidak lagi center. Pengalaman kami dipakai  pembelajaran bersama lah supaya tidak terulang.













Tidak ada komentar:
Posting Komentar