Kamis, 21 Oktober 2010
Jupiter Versi Balap
Sebelum saya berbagi ilmu kepada anda, saya akan perkenalkan diri saya. Saya lahir Oktober 1991, meski saya masih sekolah saya mempunyai impian suatu saat indonesia bisa bersaing dalam dunia modifikasi dan balap, saat ini khususnya teknologi balap underbone masih dipegang negara Thailand, saya masih sekolah itupun bukan dari Sekolah Kejuruan ( SMK ) tetapi saya sekolah di SMA jurusan IPS lagi. Tetapi, saya mempunyai pengetahuan sedikit banyak tentang mesin terutama soal up-grade mesin standar ke balap ( bore-up ). Berikut ini akan saya bagi dua:
1. Untuk mesin korek harian
2. Untuk korek balap
Namun, mohon ma’af apabila tidak terlalu komplit karena data ini berasal dari Spesifikasi motor saya yang juga kebetulan Yamaha Jupiter Z Tahun 2006 dan ada data-data yang kami mohon ma’af sekali masih dirahasiakan ( privasi ) saya.
KOREK HARIAN
Dalam pengerjaan mesin ini, memang tergolong sederhana dan tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan mesin balap, Korek Harian ini juga yang sering dipilih sebagai alternative ke dua para “pecinta motor” ( Bikers) yang suka akan akselerasi serta kecepatan juga yang mempunyai Budget sedang, Namun, walaupun pengerjaan mesin tidak terlalu berat tetap membutuhkan perhitungan serta trik agar budget tidak terlalu membengkak atau tidak terlalu membuang banyak spare part.
1. Piston
Sudah barang wajar jika ingin cepat mengail tenaga mesin bawah maupun atas perlu perbesaran piston, hal ini dimaksudkan agar pembakaran dalam dapur pacu meningkat, sehingga tenaga motor bertambah beberapa hp. Namun, dalam korek harian hal ini sering tidak perlu karena akan merubah konstruksi dapur pacu sehingga perlu settingan yang berbeda dari mesin standar. Tatapi, juga ada yang masih berani menganti piston dengan diameter besar, hal ini sah-sah saja asalkan D piston <>
Gambar. 01. Piston
2. Kopling Manual
Sekarang sudah banyak produk motor Underbone yang sudah mengadopsi sistem kopling manual, sehingga hanya perlu mengubah per dan kampas, selebihnya tinggal setting. Namun, bagi motor Underbone yang masih menganut sistem kopling otomatis seperti juga Yamaha Jupiter-Z, perlu dilakukan pengubahan sistem pemindah gigi ini, karena di dalam sistem kopling otomatis tenaga motor akan terbuang sekitar 15% di otomatis . hal ini berakibat pada penguranag tenaga, buat apa pengapian serta dapur pacu sudah di up-grade tetapi kopling masih standar, memang tenaga meningkat, tetapi lebih maksimal lagi mengantian kopling dari sistem otomatis ke sistem manual, selanjutnya tinggal merubah dan menyetting seperti pengerasan per kopling, pengantian kampas konvensional ( ABS ) ke green paper atau yang lebih wah…! lagi penggantian dengan kampas model kanvelar yang diadopsi motor balap, bisa juga menyetting dudukan kopling itu sendiri, dan selanjutnya terserah anda mau bagaimana enaknya memakai kopling manual.
Gambar. 02. Kopling manual
3. Klep ( Valve )
Barang satu ini bertugas untuk mengatur keluar masuk bahan bakar, klep ini sengat vital keberadaannya di dalam motor 4 langkah, hal ini juga yang sebagai pembeda 2 tak dan 4 tak, memang teknologi motor sekarang sudah mengadopsi sistem klep dengan jumlah klep mencapai 4 buah atau DOHC ( Double Over Head Cam ) ini bertujuan untuk meminute konsumsi bahan bakar lebih banyak sehingga tenaga mudah dikail, namun, di Indonesia produk motor, khususnya motor bebek, sangat jarang yang memakai sistem DOHC dan umumnya memakai sistem SOHC ( Single Over Head Cam ). Untuk sementara kita tinggalkan sistem DOHC, dan kita bicarakan SOHC karena motor Yamaha Jupiter-Z memakai sistem SOHC. Untuk korek harian tidak diwajibkan untuk mengganti klep besar atau malah sampai mengubah sudut kemiringan klep, cukup setting sasuai kebutuhan dan juga keadaan lingkungan sekitar, standar celah klep jupie adalah IN 0,05-0,10mm sedangkan EX 0.08mm-0,13mm, kita hanya cukup memainkan celah klep diantara batas toleransi tersebut, kalau ingin top speed kita mainkan batas terkecil, sedangkan kalau ini akselerasi tinggal kita mainkan batas atas, silahkan mencoba. Selain itu cara lain yang digunakan adalan mengganjal per klep atau menganti per klep yang keras, sekali lagi cukup mengkanibal motor lain. Ada juga satu cara lain, namun ini masih jarang diaplikasi, karena harus memakai keahlian khusus yaitu porting polish batang klep atau lazimnya memperkecil batang klep biar suplai bahan bakar lancar, ini sering juga bersamaan dengan memorting lubang klep dengan melapisi logam tertentu, tetapi sekali lagi ini butuh biaya mahal dan tidak semua bengkel bisa karena harus memakai perhitungan serta keahlian khusus!
Gambar. 03. Valve
4. Karburator
Karburator disini penting keberadaannya karena ia bertugas sebagai pencampur antara bahan bakar dengan udara yang selanjutnya akan dibakar di ruang bakar, didalam korek harian tidak perlu menganti karburator besar apalagi karburator model PE atau karburator kotak, sekali lagi Cuma memainkan setting, kita tinggal memainkan step main jet dan pilot jet bila main jet diganti ukuran lebih besar maka pilot jet juga ikut menyesuaikan. Terus tinggal membersihkan bagian pelampung serta lambung karburator dari endapan bahan bakar maupun dari debu luar. Tak lupa intake manifold atau leher karburator juga ikut dibersihkan, bila perlu diperhalus memakai amplas halus ataupun di porting, kalau tarikan lebih jos…! Lagi dan lebih enteng betotan gasnya kita bisa memilih jarum skep yang model tirus atau lancip serta sedikit memodifikasi per skep karburator, setelah itu saya serahkan untuk setelan stationer maupun setelan udaranya, karena dalam karburator ada yang berubah semacam penggantian main ataupun pilot jetnya maka bergeser pula setelannya.
Gambar.04. Karburator Standar
Ganbar.05. Karburator kotak
5. Penagapian
Pengapian penting bagi sebuah mesin, karena berguna sebagai sumber api untuk membakar campuran bahan bakar di dalam ruang bakar, jangan terburu-buru tergiur untuk mengganti semua perangkat pengapian seperti penggantian sistem kelistrikan dari DC ke AC karena AC unggul dan stabil di putaran atas, dalam korek harian kita cukup hanya mengganti beberapa piranti, Yamaha Jupiter Z menganut sistem pengapian DC dan sudah terkenal tarikan bawah serta menengah yang garang, namun memasuki putaran atas tenaga mulai berkurang akibat adanya limiter pada piranti CDI, piranti ini berguna untuk mengatur dan meminute listrik yang ada serta mengubah sinyal dari spul pengapian, di Indonesia telah tersedia beberapa merk serta produk CDI Aftermarket.
Gambar.06. CDI
Seperti produk lokal yaitu merk BRT (cibinong) dan XP, kalau punya budget lebih sah-sah aja lirik produk luar seperti merk Black Hawk, Shindegen (Thailand), Kitti dll, tapi jelas harganya lebih mahal dan ndak usah membeli CDI yang menggunakan remote dan menggunakan sistem Dual Band. Di korek harian hanya butuh CDI Unlimite, dan tidak usah membutuhkan penyetingan pengapian seperti dalam korek balap, karena mesin tidak terlalu berubah serta pemakaiannya pun harian, dan bagi yang berkantong mepet juga jangan malu-malu untuk kembali lagi mengkanibalkan CDI dari motor merk lain yang sudah jelas pengakuannya atau bisa juga kita bereksperimen dengan mengabungkan 2 CDI standar intinya kita hanya menghilangkan limiter. Setelah itu kita fokus pada piranti yang bernama Koil, piranti ini bertugas sebagai pembesar tagangan (Voltase) dari CDI untuk disalurkan ke Busi (Spark) Koil ini kita rubah juga mengunakan produk Aftermarket dan juga merk yang sama seperti CDI.
Gambar.07.Koil
Setelah itu kita lakukan penggantian Busi (Spark) piranti ini sebagai pucuk atau sumber api terakir yang berada di dalam ruang bakar karena piranti ini memercikan bunga api kedalam ruang bakar dan membakar campuran bahan bakar serta udara.
Gambar.08.Busi (spark)
Penggantian ini tidak diharuskan, bila kita memakai busi standar sah-sah aja tinggal kita lihat kode untuk busi dingin, dan kode untuk busi panas ini dilakukan untuk adaptasi mesin terhadap lingkungan kalau tempat tinggal anda panas kita pakai busi dingin, namun bila linkungan dingin kita pakai busi panas, ini dilakukan untuk menhindari mesin susah hidup pada kondisi dingin dan juga menghindari Overhold ( panas berlebih )
6.Knalpot
Piranti ini berguna sebagai cerobong pembuangan hasil dari pembakaran di ruang bakar, dalam perkembangannya piranti ini di buat dari berbagai macam bahan logam serta campuran lainnya dari yang murah sampai sedang berbahan stainless steel tentunya dengan kualitas yang berbeda-beda, sampai yang berteknologi tinggi yang biasa di gunakan dalam ajang balap bergengsi separti balap Moto GP dan Super Bike (SBK) yang ber bahan serat karbon fiber, yang terkenal tahan panas serta cepat dalam pelepasan panas sehingga suhu mesin tatap stabil, biasanya knalpot bawaan pabrikan (standar) menggunakan bahan stainless stell serta di dalam knalpot terdapat sekat-sekat, hal ini dimaksudkan agar Emisi gas buang bisa di tekan serta bertujuan untuk meredam suara agar tidak bising, serta penggunaan bahan stainless stell bertujuan untuk menekan biaya produksi. Mari kita kembali membicarakan korek harian, dalam pengerjaannya, knalpot standar masih bisa digunakan, tatapi kurang maksimal, karena di dalam kenalpot standar masih terdapat sekat yang mengganggu keluarnya udara dari dalam ruang bakar, hal tersebut bisa mengurangi tenaga maupun ketahanan motor tersebut, dan saya sarankan untuk menganti knalpot dengan knalpot racing, karena knalpot ini sudah tidak menggunakan sekat maupun hambatan lainnya (free flow), sehingga gas buang cepat terbuang serta dapat mengurangi atau meminimalisir panas, hasilnya torsi naik dan tenaga motor mudah di dapat, tidak ada batasan harga dalam pembelian knalpot aftermarket ini anda beli yang terjangkau, sampai yang mahal dengan bahan karbon fiber silahkan…! Di Indonesia telah banyak beredar knalpot dari luar maupun dari dalam negeri sebagai contoh knalpot buatan negeri adalah seperti HRP dan AHRS, yang telah malang melintang di gunakan dalam ajang road race, hingga produk luar seperti DBS, Endurance, dan Yoshimura tersedia beberapa macam bentuk dimensi hingga ukuran, tapi perlu anda ketahui, anda menginginkan tenaga motor yang bagaimana, jika menginginkan putaran bawah dan menengah (akselerasi) anda beli bentuk yang pendek serta tupul (seperti torpedo) namun, bila anda meninginkan top-speed pilihlah knalpot dengan tabung yang panjang, dan jangan lupa pilih juga silencer atau leher knalpot yang besar serta dalam lukukan silencer tersebut tidak ada penyempitan, seta pilihlah silencer yang terbuat dari bahan yang berkualitas.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar