Agenda Tersembunyi Yamaha V-ixion
Februari 25, 2007 at 4:13 pm (Opini, Otomotif)
Berbeda dengan Tachyon yg akhirnya segera dirilis untuk pasar Indonesia sebulan setelah dipamerkan pada tahun 2005, maka tidak demikian dengan V-ixion yg membutuhkan jeda berbulan-bulan sampai produknya dilepas ke pasar Indonesia. Sekedar informasi, dulu Tachyon dipamerkan pada September 2005 dan pada bulan Oktober versi massalnya yang bertajuk Yamaha MX 135LC segera hadir. Salah satu korbannya adalah aku yg segera membelinya pada Oktober 2005. Maklum, model dan teknologi MX keluar dari pakem bebek Indonesia. Dan membuat aku kepincut abis sehingga harus membelinya.
Sayang karena V-ixion ini tidak segera hadir. Padahal pada pameran Indonesia Motor Show yg digelar November 2006 lalu, sosoknya sudah bergaya dan membuat air liur para pengunjung pameran menetes deras (termasuk aku). Dan sejak saat itu pun gaungnya bergema ke seantero Indonesia. Dan saat itu pun kami sebenarnya tahu bahwa V-ixion akan dirilis segera menyusul MX yg duluan hadir dan meraih gelar “Bike of The Year 2006″ versi Motor Plus. Tetapi sampai saat ini (4+ bulan berselang) ternyata sosoknya belum dirilis secara resmi. Padahal para dealer telah diajak untuk mengenal sosoknya secara internal.
Bulan Januari lalu aku sempat mendapatkan foto-foto motor ini dari seorang rekan yg mengomentari artikel blogku. Dalam foto tersebut motor seperti baru keluar dari box dan masih diselimuti bungkus plastik. Kayaknya motor ini CBU (completely built-up) dari negara lain (mungkin dari Jepang. Atau Thailand?) untuk uji kelaikan di Indonesia.
Rancang bangunnya mirip dengan V-ixion walau pun bentuk mesin dan knalpotnya agak berbeda dengan V-ixion yg dipamerkan. Sebagai catatan, V-ixion prototype mesinnya 125 cc dan knalpotnya tersalur ke bawah jok. Tetapi tampilan keseluruhan sangat mirip. Yg menarik adalah stiker identitasnya adalah Viper. Tak ayal banyak yg berspekulasi bahwa nama produk masalnya adalah Viper. Tapi ternyata dugaan ini keliru. Setelah membaca banyak artikel di tabloid yg membahasnya, rupanya nama produk masalnya akan tetap menyandang nama V-ixion. Hmmm… padahal banyak yg mengira bahwa namanya meneruskan tradisi RX King (King Cobra), yaitu bernamakan ular.
Gaung V-ixion pun bergema. Banyak media yg berusaha mengupas habis V-ixion, baik media konvensional mau pun maya. Sebagian besar media menampilkan foto-fotonya. Dan belakangan semakin akurat karena walau pun belum dirilis, tetapi sudah banyak wartawan yg menjajalnya. Foto-foto V-ixion yg sedang berseliweran di jalan pun sudah ada. Artinya sudah ada unit yang hadir di jalan raya. Mungkin bukan unit yg dijual, tetapi unit uji kelaikan. Tetapi itu artinya motor ini akan segera dirilis.
Dealer-dealer pun sudah diperkenalkan dengan motor ini pada tanggal 9 Februari 2007 lalu (Otomotif 42/XVI). Berarti tinggal selangkah lagi sebelum motor ini benar-benar dijual ke pasar. Ah… jadi ingin ganti motor. Tapi tunggu dulu! Mari kita simak seperti apa V-ixion ini.
Teknologi Terdepan
Tidak dapat dipungkiri bahwa V-ixion mengusung banyak sekali teknologi canggih. Mungkin bukan yg pertama. Tetapi jika menilik motor dari para pesaingnya yg cenderung pelit mengadopsi teknologi canggih, maka V-ixion patut diacungi jempol. Coba saja cari motor produk massal dari produsen lain yg mengusung teknologi selengkap V-ixion ini. Hampir tidak ada! Jangan bandingkan dengan Honda CBR 150 karena motor ini built-up dari luar, jadi bukan produk massal untuk pasar Indonesia.
Uniknya adalah, berdasarkan referensi dari beberapa tabloid, harga V-ixion ini relatif terjangkau, yaitu seharga Rp 16 juta (kosong) atau Rp 17,5 juta OTR. Artinya performa produk dibanding harga akan sangat tinggi dibanding produk lain. Jadi motor ini bakal memiliki nilai ekonomi yg paling tinggi. Bahkan dibandingkan dengan bebek hyperbone, V-ixion bakal memiliki preferensi yg jauh lebih tinggi. Alhasil diperkirakan akan banyak sekali switching dari bebek ke V-ixion (motor sport).
Jelas saja. Dengan menambah Rp 1 juta dari harga bebek hyperbone atau pun bebek injeksi merek lain, maka Anda sudah dapat membawa pulang V-ixion. Secara teknologi lebih baik. Tampilannya pun oke banget. Dimensinya pun tidak jauh dari bebek. Ups… Ya betul, tidak salah! Rupanya dimensinya tidak beda jauh dengan bebek. Mungkin bisa kita bandingkan dengan MX 135LC. Bedanya tidak jauh. Mari kita simak.MX (PxLxT) = 1.945 mm x 705 mm x 1.065 mmV-ixion (PxLxT) = 2.000 mm x 705 mm x 1.035 mmPanjangnya cuma terpaut 5,5 cm. Sedangkan lebarnya sama. Tinggi totalnya bahkan lebih tinggi MX. Tetapi tinggi jok V-ixion lebih tinggi 2 cm (V-ixion 790 mm vs MX 770 mm). Kebayangkan kalau dimensinya tidak jauh dari bebek? So, switching dari bebek ke V-ixion bakal terjadi besar-besaran.
Strategi Yamaha?
Strategi Yamaha selama beberapa tahun belakangan ini, yaitu Low Price tetapi High Tech ini bagai gayung bersambut bagi para biker di Indonesia. Maklum, para biker sudah menunggu datangnya motor keren dengan teknologi tinggi. Sekali lagi maklum karena selama ini para biker hanya disuguhi motor sport/cruiser yg begitu-begitu saja. Padahal sudah banyak surat/email ke produsen mengenai hausnya para biker akan teknologi motor yg lebih baik. Kedatangannya bagai pucuk dicinta ulam pun tiba. (Halah, pakai kata mutiara segala)
Dan Yamaha telah berusaha memenuhi kehausan ini. Terbukti penjualan produk Yamaha sangat laku keras. Tengok saja Yamaha MX 135LC yg menjadi icon sukses Yamaha. Dan tidak berlebihan jika prestasi penjualan Yamaha pun naik terus dan mencapai angka 33,14% (Otomotif edisi 39/XVI) dari total penjualan motor di Indonesia. Ini sangat luar biasa mengingat penjualan merek lain cenderung turun, tidak terkecuali Honda yg sampai saat ini memegang puncak pimpinan penjualan di Indonesia. Tetapi Yamaha justru membukukan kenaikan yg pesat. Kasihan Suzuki yg harus terjun bebas angka penjualannya.
Mengapa bisa Low Price tetapi tetap High Tech? Rupanya jawabannya mudah! Yamaha meningkatkan penggunaan common part di V-ixion. Mari kita tengok beberapa di antaranya. Yg paling mudah dilihat adalah dari mesinnya. Sekilas mesinnya mengingatkan kita pada mesin MX 135LC. Dan memang tidak salah. V-ixion cuma mem-bore-up mesin MX yg 135 cc menjadi 150 cc. Tapi jangan lupa bahwa mesin V-ixion lebih mumpuni dengan adanya sistem injeksi.
Yang lebih tampak lagi adalah lampu depannya (head lamp) yg mengambil kakaknya, yaitu Scorpio. Rasanya kita bakal menemukan lebih banyak lagi komponen V-ixion yg juga terdapat di produk Yamaha yg lain. Inilah yg membuat biaya produksi V-ixion menjadi Low Cost yg pada akhirnya akan menjadi Low Price.
Tetapi jangan khawatir, rupanya teknologi baru yg dijejalkan lebih banyak lagi. Paling tidak dibandingkan pesaingnya. Tengok saja deretan nama-nama teknologi berikut: Liquid Cool, Injection, Monocross, LAS (lean-angle sensor), Delta-Box, dll. Dan jika V-ixion ini produknya Honda, bukan tidak mungkin jika harganya akan menjadi di atas Rp 22 juta. Syukurlah bahwa V-ixion ini produk Yamaha sehingga harganya mungkin Rp 17,5 juta OTR (Motor Plus 417/VII, Otomotif 42/XVI).
Agenda Yamaha
Kalau aku pribadi melihat bahwa V-ixion ini bakal mengulang prestasi MX. Bukan tidak mungkin bahwa prestasinya bakal lebih hebat lagi. Karena V-ixion tidak hanya memaksa konsumen motorsport lain beralih ke V-ixion, tetapi juga memaksa pengguna bebek sport (hyperbone) juga mencicipi V-ixion.
Kalau kita lihat, pengguna motorsport sekelas (atau yg kelasnya dekat), yaitu Honda MegaPro, Bajaj Pulsar, Suzuki Thunder 125, bukannya tidak mungkin, mereka bakal berpindah ke V-ixion. Apalagi rival terdekatnya, yaitu Honda MegaPro tidak memiliki keunggulan yg mampu mengalahkan V-ixion. Sedangkan produk fenomenal Suzuki, yaitu Suzuki Thunder 125 belakangan sudah mulai redup pamornya. Penjualannya sudah menurun. Bakal semakin parah jika V-ixion benar-benar dirilis.
Tapi rupanya Honda dan Suzuki tidak mau kalah. Memang benar jika mereka belakangan mulai kebakaran jenggot. Dan mereka menjadi sangat gencar mengiklankan MegaPro dan Thunder 125. Mereka tidak mau konsumennya lari ke V-ixion dan terus menggempur benak masyarakat dengan produk mereka. Tetapi mereka salah! Rupanya arus informasi telah meluncur bebas ke seluruh pelosok. Mereka sudah tahu tentang V-ixion. Mereka lebih baik menunda pembelian motornya dan menunggu kehadiran V-ixion.
Rupanya tidak hanya pasar motor sport yg kena imbas gema V-ixion, tetapi juga pasar motor bebek sport. Bersiaplah terjadi switching besar-besaran dari pengguna bebek sport. Mereka bakal beralih ke V-ixion. Di pasar bebek sport ini bercokol Suzuki Shogun/Arashi, Suzuki Satria F150, Honda Supra X125 PGMFI dan Yamaha MX 135LC. Hah, MX 135LC? Iya, jangan salah! Pengguna MX 135LC pun bisa saja beralih ke V-ixion. Bisa saja aku juga beralih ke V-ixion. Hihihi…
Seperti kita tahu, para pengguna bebek sport ini adalah para kaum pria yg menginginkan performa motor tunggangannya lebih baik dari pada motor bebek biasa. Mereka sebenarnya ingin memiliki motor sport/cruiser yg memiliki performa lebih baik, tetapi daya beli mereka tidak menjangkau harga sport/cruiser yg sebenarnya.
Fenomena Thunder 125 adalah contoh kasus yg tepat. Banyak sekali pengguna bebek yg beralih ke Thunder 125. Terutama karena harga Thunder 125 yg seharga bebek tetapi macho. Tetapi rupanya itu hanya trend sesaat. Tidak ada yg menarik dari Thunder 125 kecuali tampilannya yg cruiser. Sayang performanya sangat kurang. Paling tidak Thunder 125 sempat mencuri perhatian pengguna bebek yg menginginkan tampilan macho dengan membeli Thunder 125 yg macho dan murah.
Kali ini V-ixion bakal mencuri lebih banyak lagi pengguna bebek. Tidak hanya kaum pria, tetapi kaum wanita juga bakal tercuri. Ini tidak mustahil mengingat dimensi V-ixion yg ramping dan tergolong ringan (114 kg) dibanding motor sport/cruiser yg lain. Sekarang tidak jarang wanita yg mengendarai motor sport/cruiser. Mereka pun bakal menjadi sasaran V-ixion!
Langkah ini bakal mulus karena V-ixion menawarkan harga yg kompetitif dengan teknologi yg seabrek. Bila kita bandingkan performa banding harga, maka V-ixion jelas paling baik dibanding para rivalnya. Bahkan jika dibandingkan dengan bebek hyperbone. Nilai performa banding harga yg tinggi ini menjadikan V-ixion sebagai produk yg paling ekonomis. Tidak hanya dari harga jualnya, tetapi harga perawatannya juga bakal ekonomis dengan adanya strategi common parts. Jika ada yg rusak, maka spare-partnya sudah ada duluan (bahkan sebelum V-ixion hadir). Dan jangan tanya harganya. Kita tahu bahwa sparepart Yamaha terkenal lebih murah dibanding merek lain.
Kesimpulan
Rasanya kita bakal sepakat kalau V-ixion ini bakal merajai. Pemakainya tidak hanya dari penggila motor sport/cruiser, tetapi juga penggila bebek sport yg ingin motor performa tinggi plus tampilan macho. Diperkirakan akan ada switching besar-besaran dari fanatikan merek pesaing ke Yamaha.
Pemakai dan penggemar Yamaha MX 135LC sendiri mungkin tidak bakal banyak terpengaruh, tetapi pengguna bebek merek lain bakal geregetan menjajal V-ixion. Mungkin penggila motor sport/cruiser kelas atas, yaitu pengguna motor di atas 200 cc belum akan beralih ke V-ixion karena pertimbangan kecilnya body V-ixion. Tetapi diperkirakan pangsa pasarnya bakal stagnan alias tidak banyak mengalami perkembangan. Bukan tidak mungkin kalau nasibnya bakal seperti Suzuki Thunder 250 cc yg telah menyerah duluan. Mari kita amati perkembangan penjualan Honda Tiger 2000 dan Yamaha Scorpio. Apakah mereka akan kena imbasnya?
Tetapi ada 1 catatan bagi Yamaha, yaitu harus semakin diketatkannya quality control pada produknya. Walau pun saat ini Yamaha telah sangat baik dalam menjaga kualitas produk dan layanan purna jualnya, jangan sampai cacat pada MX produksi pertamanya terulang. Mungkin dulu MX tergesa-gesa dikeluarkan sehingga kualitasnya dikorbankan? Semoga ini tidak terjadi dengan V-ixion. Dan jeda waktu pameran dengan rilisnya yg panjang ini diharapkan dapat membuat V-ixion tampil sempurna.
Selamat datang V-ixion. Selamat meramaikan pasar Indonesia.
Februari 25, 2007 at 4:13 pm (Opini, Otomotif)
Berbeda dengan Tachyon yg akhirnya segera dirilis untuk pasar Indonesia sebulan setelah dipamerkan pada tahun 2005, maka tidak demikian dengan V-ixion yg membutuhkan jeda berbulan-bulan sampai produknya dilepas ke pasar Indonesia. Sekedar informasi, dulu Tachyon dipamerkan pada September 2005 dan pada bulan Oktober versi massalnya yang bertajuk Yamaha MX 135LC segera hadir. Salah satu korbannya adalah aku yg segera membelinya pada Oktober 2005. Maklum, model dan teknologi MX keluar dari pakem bebek Indonesia. Dan membuat aku kepincut abis sehingga harus membelinya.
Sayang karena V-ixion ini tidak segera hadir. Padahal pada pameran Indonesia Motor Show yg digelar November 2006 lalu, sosoknya sudah bergaya dan membuat air liur para pengunjung pameran menetes deras (termasuk aku). Dan sejak saat itu pun gaungnya bergema ke seantero Indonesia. Dan saat itu pun kami sebenarnya tahu bahwa V-ixion akan dirilis segera menyusul MX yg duluan hadir dan meraih gelar “Bike of The Year 2006″ versi Motor Plus. Tetapi sampai saat ini (4+ bulan berselang) ternyata sosoknya belum dirilis secara resmi. Padahal para dealer telah diajak untuk mengenal sosoknya secara internal.
Bulan Januari lalu aku sempat mendapatkan foto-foto motor ini dari seorang rekan yg mengomentari artikel blogku. Dalam foto tersebut motor seperti baru keluar dari box dan masih diselimuti bungkus plastik. Kayaknya motor ini CBU (completely built-up) dari negara lain (mungkin dari Jepang. Atau Thailand?) untuk uji kelaikan di Indonesia.
Rancang bangunnya mirip dengan V-ixion walau pun bentuk mesin dan knalpotnya agak berbeda dengan V-ixion yg dipamerkan. Sebagai catatan, V-ixion prototype mesinnya 125 cc dan knalpotnya tersalur ke bawah jok. Tetapi tampilan keseluruhan sangat mirip. Yg menarik adalah stiker identitasnya adalah Viper. Tak ayal banyak yg berspekulasi bahwa nama produk masalnya adalah Viper. Tapi ternyata dugaan ini keliru. Setelah membaca banyak artikel di tabloid yg membahasnya, rupanya nama produk masalnya akan tetap menyandang nama V-ixion. Hmmm… padahal banyak yg mengira bahwa namanya meneruskan tradisi RX King (King Cobra), yaitu bernamakan ular.
Gaung V-ixion pun bergema. Banyak media yg berusaha mengupas habis V-ixion, baik media konvensional mau pun maya. Sebagian besar media menampilkan foto-fotonya. Dan belakangan semakin akurat karena walau pun belum dirilis, tetapi sudah banyak wartawan yg menjajalnya. Foto-foto V-ixion yg sedang berseliweran di jalan pun sudah ada. Artinya sudah ada unit yang hadir di jalan raya. Mungkin bukan unit yg dijual, tetapi unit uji kelaikan. Tetapi itu artinya motor ini akan segera dirilis.
Dealer-dealer pun sudah diperkenalkan dengan motor ini pada tanggal 9 Februari 2007 lalu (Otomotif 42/XVI). Berarti tinggal selangkah lagi sebelum motor ini benar-benar dijual ke pasar. Ah… jadi ingin ganti motor. Tapi tunggu dulu! Mari kita simak seperti apa V-ixion ini.
Teknologi Terdepan
Tidak dapat dipungkiri bahwa V-ixion mengusung banyak sekali teknologi canggih. Mungkin bukan yg pertama. Tetapi jika menilik motor dari para pesaingnya yg cenderung pelit mengadopsi teknologi canggih, maka V-ixion patut diacungi jempol. Coba saja cari motor produk massal dari produsen lain yg mengusung teknologi selengkap V-ixion ini. Hampir tidak ada! Jangan bandingkan dengan Honda CBR 150 karena motor ini built-up dari luar, jadi bukan produk massal untuk pasar Indonesia.
Uniknya adalah, berdasarkan referensi dari beberapa tabloid, harga V-ixion ini relatif terjangkau, yaitu seharga Rp 16 juta (kosong) atau Rp 17,5 juta OTR. Artinya performa produk dibanding harga akan sangat tinggi dibanding produk lain. Jadi motor ini bakal memiliki nilai ekonomi yg paling tinggi. Bahkan dibandingkan dengan bebek hyperbone, V-ixion bakal memiliki preferensi yg jauh lebih tinggi. Alhasil diperkirakan akan banyak sekali switching dari bebek ke V-ixion (motor sport).
Jelas saja. Dengan menambah Rp 1 juta dari harga bebek hyperbone atau pun bebek injeksi merek lain, maka Anda sudah dapat membawa pulang V-ixion. Secara teknologi lebih baik. Tampilannya pun oke banget. Dimensinya pun tidak jauh dari bebek. Ups… Ya betul, tidak salah! Rupanya dimensinya tidak beda jauh dengan bebek. Mungkin bisa kita bandingkan dengan MX 135LC. Bedanya tidak jauh. Mari kita simak.MX (PxLxT) = 1.945 mm x 705 mm x 1.065 mmV-ixion (PxLxT) = 2.000 mm x 705 mm x 1.035 mmPanjangnya cuma terpaut 5,5 cm. Sedangkan lebarnya sama. Tinggi totalnya bahkan lebih tinggi MX. Tetapi tinggi jok V-ixion lebih tinggi 2 cm (V-ixion 790 mm vs MX 770 mm). Kebayangkan kalau dimensinya tidak jauh dari bebek? So, switching dari bebek ke V-ixion bakal terjadi besar-besaran.
Strategi Yamaha?
Strategi Yamaha selama beberapa tahun belakangan ini, yaitu Low Price tetapi High Tech ini bagai gayung bersambut bagi para biker di Indonesia. Maklum, para biker sudah menunggu datangnya motor keren dengan teknologi tinggi. Sekali lagi maklum karena selama ini para biker hanya disuguhi motor sport/cruiser yg begitu-begitu saja. Padahal sudah banyak surat/email ke produsen mengenai hausnya para biker akan teknologi motor yg lebih baik. Kedatangannya bagai pucuk dicinta ulam pun tiba. (Halah, pakai kata mutiara segala)
Dan Yamaha telah berusaha memenuhi kehausan ini. Terbukti penjualan produk Yamaha sangat laku keras. Tengok saja Yamaha MX 135LC yg menjadi icon sukses Yamaha. Dan tidak berlebihan jika prestasi penjualan Yamaha pun naik terus dan mencapai angka 33,14% (Otomotif edisi 39/XVI) dari total penjualan motor di Indonesia. Ini sangat luar biasa mengingat penjualan merek lain cenderung turun, tidak terkecuali Honda yg sampai saat ini memegang puncak pimpinan penjualan di Indonesia. Tetapi Yamaha justru membukukan kenaikan yg pesat. Kasihan Suzuki yg harus terjun bebas angka penjualannya.
Mengapa bisa Low Price tetapi tetap High Tech? Rupanya jawabannya mudah! Yamaha meningkatkan penggunaan common part di V-ixion. Mari kita tengok beberapa di antaranya. Yg paling mudah dilihat adalah dari mesinnya. Sekilas mesinnya mengingatkan kita pada mesin MX 135LC. Dan memang tidak salah. V-ixion cuma mem-bore-up mesin MX yg 135 cc menjadi 150 cc. Tapi jangan lupa bahwa mesin V-ixion lebih mumpuni dengan adanya sistem injeksi.
Yang lebih tampak lagi adalah lampu depannya (head lamp) yg mengambil kakaknya, yaitu Scorpio. Rasanya kita bakal menemukan lebih banyak lagi komponen V-ixion yg juga terdapat di produk Yamaha yg lain. Inilah yg membuat biaya produksi V-ixion menjadi Low Cost yg pada akhirnya akan menjadi Low Price.
Tetapi jangan khawatir, rupanya teknologi baru yg dijejalkan lebih banyak lagi. Paling tidak dibandingkan pesaingnya. Tengok saja deretan nama-nama teknologi berikut: Liquid Cool, Injection, Monocross, LAS (lean-angle sensor), Delta-Box, dll. Dan jika V-ixion ini produknya Honda, bukan tidak mungkin jika harganya akan menjadi di atas Rp 22 juta. Syukurlah bahwa V-ixion ini produk Yamaha sehingga harganya mungkin Rp 17,5 juta OTR (Motor Plus 417/VII, Otomotif 42/XVI).
Agenda Yamaha
Kalau aku pribadi melihat bahwa V-ixion ini bakal mengulang prestasi MX. Bukan tidak mungkin bahwa prestasinya bakal lebih hebat lagi. Karena V-ixion tidak hanya memaksa konsumen motorsport lain beralih ke V-ixion, tetapi juga memaksa pengguna bebek sport (hyperbone) juga mencicipi V-ixion.
Kalau kita lihat, pengguna motorsport sekelas (atau yg kelasnya dekat), yaitu Honda MegaPro, Bajaj Pulsar, Suzuki Thunder 125, bukannya tidak mungkin, mereka bakal berpindah ke V-ixion. Apalagi rival terdekatnya, yaitu Honda MegaPro tidak memiliki keunggulan yg mampu mengalahkan V-ixion. Sedangkan produk fenomenal Suzuki, yaitu Suzuki Thunder 125 belakangan sudah mulai redup pamornya. Penjualannya sudah menurun. Bakal semakin parah jika V-ixion benar-benar dirilis.
Tapi rupanya Honda dan Suzuki tidak mau kalah. Memang benar jika mereka belakangan mulai kebakaran jenggot. Dan mereka menjadi sangat gencar mengiklankan MegaPro dan Thunder 125. Mereka tidak mau konsumennya lari ke V-ixion dan terus menggempur benak masyarakat dengan produk mereka. Tetapi mereka salah! Rupanya arus informasi telah meluncur bebas ke seluruh pelosok. Mereka sudah tahu tentang V-ixion. Mereka lebih baik menunda pembelian motornya dan menunggu kehadiran V-ixion.
Rupanya tidak hanya pasar motor sport yg kena imbas gema V-ixion, tetapi juga pasar motor bebek sport. Bersiaplah terjadi switching besar-besaran dari pengguna bebek sport. Mereka bakal beralih ke V-ixion. Di pasar bebek sport ini bercokol Suzuki Shogun/Arashi, Suzuki Satria F150, Honda Supra X125 PGMFI dan Yamaha MX 135LC. Hah, MX 135LC? Iya, jangan salah! Pengguna MX 135LC pun bisa saja beralih ke V-ixion. Bisa saja aku juga beralih ke V-ixion. Hihihi…
Seperti kita tahu, para pengguna bebek sport ini adalah para kaum pria yg menginginkan performa motor tunggangannya lebih baik dari pada motor bebek biasa. Mereka sebenarnya ingin memiliki motor sport/cruiser yg memiliki performa lebih baik, tetapi daya beli mereka tidak menjangkau harga sport/cruiser yg sebenarnya.
Fenomena Thunder 125 adalah contoh kasus yg tepat. Banyak sekali pengguna bebek yg beralih ke Thunder 125. Terutama karena harga Thunder 125 yg seharga bebek tetapi macho. Tetapi rupanya itu hanya trend sesaat. Tidak ada yg menarik dari Thunder 125 kecuali tampilannya yg cruiser. Sayang performanya sangat kurang. Paling tidak Thunder 125 sempat mencuri perhatian pengguna bebek yg menginginkan tampilan macho dengan membeli Thunder 125 yg macho dan murah.
Kali ini V-ixion bakal mencuri lebih banyak lagi pengguna bebek. Tidak hanya kaum pria, tetapi kaum wanita juga bakal tercuri. Ini tidak mustahil mengingat dimensi V-ixion yg ramping dan tergolong ringan (114 kg) dibanding motor sport/cruiser yg lain. Sekarang tidak jarang wanita yg mengendarai motor sport/cruiser. Mereka pun bakal menjadi sasaran V-ixion!
Langkah ini bakal mulus karena V-ixion menawarkan harga yg kompetitif dengan teknologi yg seabrek. Bila kita bandingkan performa banding harga, maka V-ixion jelas paling baik dibanding para rivalnya. Bahkan jika dibandingkan dengan bebek hyperbone. Nilai performa banding harga yg tinggi ini menjadikan V-ixion sebagai produk yg paling ekonomis. Tidak hanya dari harga jualnya, tetapi harga perawatannya juga bakal ekonomis dengan adanya strategi common parts. Jika ada yg rusak, maka spare-partnya sudah ada duluan (bahkan sebelum V-ixion hadir). Dan jangan tanya harganya. Kita tahu bahwa sparepart Yamaha terkenal lebih murah dibanding merek lain.
Kesimpulan
Rasanya kita bakal sepakat kalau V-ixion ini bakal merajai. Pemakainya tidak hanya dari penggila motor sport/cruiser, tetapi juga penggila bebek sport yg ingin motor performa tinggi plus tampilan macho. Diperkirakan akan ada switching besar-besaran dari fanatikan merek pesaing ke Yamaha.
Pemakai dan penggemar Yamaha MX 135LC sendiri mungkin tidak bakal banyak terpengaruh, tetapi pengguna bebek merek lain bakal geregetan menjajal V-ixion. Mungkin penggila motor sport/cruiser kelas atas, yaitu pengguna motor di atas 200 cc belum akan beralih ke V-ixion karena pertimbangan kecilnya body V-ixion. Tetapi diperkirakan pangsa pasarnya bakal stagnan alias tidak banyak mengalami perkembangan. Bukan tidak mungkin kalau nasibnya bakal seperti Suzuki Thunder 250 cc yg telah menyerah duluan. Mari kita amati perkembangan penjualan Honda Tiger 2000 dan Yamaha Scorpio. Apakah mereka akan kena imbasnya?
Tetapi ada 1 catatan bagi Yamaha, yaitu harus semakin diketatkannya quality control pada produknya. Walau pun saat ini Yamaha telah sangat baik dalam menjaga kualitas produk dan layanan purna jualnya, jangan sampai cacat pada MX produksi pertamanya terulang. Mungkin dulu MX tergesa-gesa dikeluarkan sehingga kualitasnya dikorbankan? Semoga ini tidak terjadi dengan V-ixion. Dan jeda waktu pameran dengan rilisnya yg panjang ini diharapkan dapat membuat V-ixion tampil sempurna.
Selamat datang V-ixion. Selamat meramaikan pasar Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar