JAKARTA (DP) Sepeda motor drag dan balap drag erat kaitannya dengan gengsi. Tidak heran jika banyak fenomena terjadi di sini. Antara lain soal hubungan antara pemilik sepeda motor, bengkel, dan joki. Ketiganya bisa disebut satu tim.
Arya Seta, salah satu pehobi drag bike di Jakarta, mengatakan bahwa dirinya cukup sebagai pemodal. Tidak ikut-ikut balapan, hanya mengharap piala saja sudah cukup membuatnya puas. Membangun sepeda motor drag bisa menghabiskan uang lebih dari Rp 50 juta. Kalau menang di lintasan, saya minta pialanya saja. Hadiahnya biar joki yang ambil. Cukup dapat gengsi saya, sebutnya kepada Dapurpacu.com.
Joki sendiri bakal kecipratan gengsi lantaran mengendarai sepeda motor bagus dan bisa menang. Joki tidak harus punya dragster. Yang penting, dia lihai mengendalikan liarnya tenaga drag bike hasil racikan suatu bengkel tertentu.
Seperti pengakuan Dani, salah satu joki di beberapa event drag bike. Dia menuturkan bahwa mengendarai sepeda motor drag tak cukup dengan ketenangan dan konsentrasi, tetapi juga semangat untuk mendapatkan nama dan gengsi. Kalau saya sering menang, bakal banyak bengkel atau pemilik motor yang minta saya jadi joki, bebernya.
Bengkel pun mendapat untung di sini. Selain berhak atas nama sebuah tim balap drag, bengkel juga akan semakin diakui dan tenar jika sepeda motor yang dibangunnya sering menang. Keuntungan lainnya jelas didapat dari hasil merombak sepeda motor itu sendiri. [dp/Don]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar