Jumat, 17 Oktober 2008
Walikota & Wakil Walikota Tangerang Tahun 2008-2010
Masyarakat Kota Tangerang, Provinsi Banten, pada tanggal 26 Oktober menggunakan hak suaranya untuk menentukan Walikota dan Wakil Walikota periode 2008-2013 melalui Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada). Dalam perhelatan Pilkada tersebut diikuti tiga pasang calon yaitu nomor urut 1 Wahidin Halim-Arif Wismansyah (lintas Parpol), nomor urut 2 Bonnie Mufidjar-Farid Wadji (PKS) dan nomor urut 3 Ismet Sadeli Hasan-Machmud Mahfud (Perseorangan).
Berikut selintas profil Walikota dan Wakil Walikota Tangerang tahun 2008-2013:
H Wahidin Halim
Lahir di Pinang Tangerang tepatnya 14 Agustus 1954, anak seorang guru yang bersahaja ditengah suasana pedesaan saat itu. Disamping belajar siang hari dan mengaji malam hari, diselingi dengan berbagai aktivitas seperti mengangon kerbau dan bertani, menyelesaikan pendidikan SD dikampungnya di ciledug dengan menempuh jarak 3 KM dari rumahnya, berjalan kaki tanpa alas sepatu. Setelah lulus SMP melanjutkan pendidikan di SMA di tangerang. Selesai menamatkan SMA melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia ( UI ) jurusan Fakultas Ilmu Sosial ( Fisip ).
Beristrikan Niniek Nuraini, adik kelasnya di perguruan yang sama, seorang gadis jawa ( Yogyakarta ) dan dikaruniai 3 orang anak, Luky Winniastri lahir tahun 1984 telah menyelesaikan pendidikan S2 nya di canbera University, Nesya Sabrina sedang menyelesaikan Kuliah di
UPH dan terakhir Fadlin Akbar baru saja menyelesaikan pendidikan SMA.
Wahidin Halim dalam usia relatif muda dan belum berkeluarga ketika menyelesaikan kuliah, didaulat oleh warga didesanya unutk menjadi Kepala Desa hasil pemilihan langsung. Menjadi guru SMP atau SMA dikampungnya adalah sisi lain Wahidin Halim disela – sela kesibukannya menjadi Kepala Desa.
Ia sempat diterima juga menjadi pegawai Imigrasi, kariernya mulai beranjak naik setelah diangkat menjadi Kepala Kelurahan dengan status menjadi PNS. Lalu Wahidin Halim di percaya menjadi Kasubdin Pajak Sekretaris Kota Administratif. Kepala Bagian Pembangunan Kab. Tangerang. Camat Tigaraksa. Camat Ciputat. Kepala Dinas Kebersihan. Asisten Satu Kab. Tangerang. Sekretaris Daerah Kota Tangerang dan pada tahun 2003 persisnya tanggal 18 November 2003 dilantik menjadi Walikota Tangerang Periode 2003 – 2008.
Selama menjadi Walikota Tangerang periode 2003 – 2008, banyak prestasi yang telah diraih sebagai apresiasi atas keberhasilan menjalankan berbagai program – program pemerintahan seperti, Juara Pelayanan Publik tahun 2003. Piala Citra Bhakti Abdi dari Presiden RI untuk Pelayanan Publik Terbaik Nasional 2006. Ketua Komisaris wilayah 3 Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia ( APEKSI ).
Anugerah Lencana Dharma Bhakti Penghargaan Tertinggi dalam bidang Kepremukaan 2007, Satya Lencana Karya Pembangunan Bidang Pendidikan tahun 2007, Peringkat 1 Intensifikasi PBB se Provinsi Banten, Pengelola Keuangan Terbaik Se Banten berturut – turut tahun 2005, 2006 dan 2007, Pengelola Keuangan Terbaik Se Indonesia tahun 2008, Juara Citra Pelayanan Prima Bidang Kesehatan Tingkat Provinsi ( 2006 ), Pelayanan Kesehatan Terbaik Tk Provinsi ( 2007 ), Penganugerahan Tokoh Pelopor Wajib Belajar Sembilan Tahun dari Gubernur Banten ( 2008 ) dan PERPAMSI AWARD Tingkat Nasional sebagai Pengelola Air Minum Terbaik Se Indonesia tahun 2008. Terobosan – terobosan yang dilakukan dalam menegakkan demokrasi :
- Mengasuh Rubrik SMS selama memimpin Kota Tangerang
- Melakukan dialog warga
- Interaktif melalui TV Lokal
- Pembangunan 400 sekolah berikut Inseftif Bagi Guru dan buku paket
- Pembangunan 27 Puskesmas dan 2 Puskesmas Bersalin
- Pembangunan 100 Posyandu
- Pengobatan Gratis bagi Warga Miskin kepada 58.800 kk atau 224.000 jiwa
- Pembangunan Infrastruktur Jalan Utama dan Lingkungan sepanjang 1.340.000 meter dengan lebar variatif
- Menegakkan Perda 7 dan 8 dan Menentang Kemaksiatan di Kota Tangerang
WH PEMIMPIN FENOMENAL
Visi Akhlakul Karimah jadi simbol perjuangannya dalam menata Kota Tangerang. Belit kehidupan masa kecil mengkristal menjadi dendam anak jaman. Ia merasakan beratnya pendidikan dengan kondisi sekolah yang tidak memadai bahkan harus membawa bangku dan meja dari rumah.
Dendam Anak Jaman
Belit kehidupan kecil membuat ia terobsesi untuk bangkit dari keterpurukan, Masa - masa sekolah yang harusnya dirasakan indah pada kenyataannya dijalankan dengan penuh keprihatinan. Hal ini yang menjadi dorongan baginya untuk memberikan bukti kepada masyarakatnya dimasa sekarang.
Jujur adalah modal utama WH dalam menjalankan amanah memimpin masyarakat Kota Tangerang. Semangat Kejujuran itu menjadi dasar dalam membentuk masyarakat yang ber-Akhlakul karimah ( Akhlak Mulia ).
Berani memberantas kemiskinan WH menjadi Walikota pertama dinegeri ini yang berani membuat Perda Pelarangan Minuman Keras dan pelacuran ( Perda 7 & 8 ). Tujuan WH adalah menciptakan rasa aman dan nyaman untuk masyarakat.
Keseriusan WH dalam memajukan Pendidikan diKota Tangerang mendapatkan pujian langsung dari Presiden RI SBY,sehingga daerah lain diminta untuk mengikuti jejak langkah Kota Tangerang.
Sebagai Aparatur yang amanah. WH bukan hanya tegas dalam menegakkan aturan, tapi bersungguh dalam melayani masyarakatnya berbagai infrastruktur telah banyak ia bangun dan sangat dirasakan langsung oleh masyarakat Kota Tangerang.
Ia kerap turun kebawah untuk mengajak seluruh aparatur dan masyarakatnya dalam membangun Kejujuran.
Kecintaan rakyat padanya menjadikan ia belum puas dalam membangun kemaslahatan dibumi Tangerang. Banyak konsep – konsep dalam benaknya yang masih ingin ia berikan kepada rakyatnya. Oleh sebab itu ia memastikan langkahnya untuk mencalonkan kembali Periode 2008 – 2013, karena masyarakat Kota Tangerang sangat memahami bahwa WH identik dengan kemajuan diKota Tangerang.
Memilih anak muda dalam menentukan wakilnya pada periode saat ini, menunjukan bahwa WH tidaklah tebang pilih. Ia selalu membuka kesempatan bagi para generasi muda agar dapat berperan aktif. Karena yang terpenting baginya adalah konsistensi dan semangat dalam mensejahterakan masyarakat.
H. Arief Rachadiyono Wismansyah, BSc.,Mkes
Lahir di Tangerang, 23 April 1977. Arief kecil lahir di sebuah klinik bersalin sederhana milik orangtuanya di Karawaci, Kota Tangerang. Suatu tempat dimana jadi cikal bakal berdirinya rumah sakit megah bernama Sari Asih. Kelak, dikemudian hari putera ketiga dari pasangan Hj. Siti Rochayah dan H. Marsudi Haryo Putro ini tampil sebagai pemimpin pada usia tidak lazim untuk ukuran orang Indonesia yakni berumur 25 tahun. Sederet prestasi gemilang dalam mengembangkan perusahaan inipun patut diberikan apresiasi kepada sang Presiden Direktur Rumah Sakit Sari Asih Group ini. Lewat karya emasnya, tercatat sudah ada 5 rumah sakit milik Sari Asih yang bertengger di wilayah Tangerang dan Serang.
Kedua orang tua Arief, yakni H. Marsudi Haryo Putro dan Siti Rochayah berasal dari kampung yang sama. Yaitu Desa Jatijajar Gombong. Kebumen. Keduanya merantau ke tangerang sejak tahun 1971 dan berhasil membuktikan diri menjadi orang jawa perantauan yang sukses diKota Tangerang.
Arief menghabiskan masa sekolahnya di Tangerang dan Jakarta. Masa kecilnya disekolah di SD Negeri 6 Tangerang dan melanjutkan di SMP Negeri 1 Tangerang. Dan ketika remaja memlih SMA 8 Jakarta untuk melanjutkan studinya disekolah yang tercatat sebagai SMA unggulan Nasional. Setelah lulus Arief langsung ke Amerika dan memilih kuliah di Western Michigan University., USA untuk program studi Engieneering management dan meneruskan S2 di universitas Gadjah Mada dengan program Magister Management Rumah Sakit.
Jauh sebelum bermukim di Amerika Serikat untuk studi. Arief layaknya remaja lain, adalah sosok pribadi yang gaul supel. Kegemarannya aktif di organisasi sekolah semacam Pramuka mampu mencetak seorang pribadi yang mandiri. Di masa ini pula mulai tumbuh benih – benih kepemimpinan dan jiwa entrepreneurship-nya ( wirausaha ).
Pengalaman unik kerap jadi kenangan hidupnya. Ya ketika ia harus memulai bisnisnya dengan menjual rotan untuk tongkat pramuka dan sewa menyewa sound system. Kelak, otak dagang dari suami Hj. Aini Suci ini pun tak hilang. Pernah, semasa kuliah di Amerika bisnis loper Koran sampai jualan mobil pun lakoninya. Sikap ulet dalam berusaha ini menurun dari darah ayah dan ibunya yang asli kebumen.
Layaknya putera sulung seorang pengusaha, ayah dari Salika Fatimah Ariane dan Muhammad Irfan Maulana ini tentu secara ekonomi dan pengakuan status sosial dimasyarakat sudahlah cukup. Tapi baginya prinsip hidup adalah sebuah perjuangan dan kerja keras jika hendak mencapai kata sukses. Dan ia pun kini tampil bersahaja dengan perangai yang ramah kepada siapa pun didekatnya.
Sejak kecil. Arief telah dibekali pendidikan dan pengetahuan agama islam oleh kedua oran tuanya. Ia pun terus mengali dan berguru kepada para kyai dan ulama. Kehausannya akan pengetahuan islam semakin memperkokoh integritas dirinya sebagai muslim yang tidak hanya menjalankan kegiatan spiritual, melainkan mewujudkan sikap peduli kepada sesama. Dan sebagai seorang CEO Rumah Sakit Sari Asih Group. Arief konsisten memasukkan nuansa pelayanan bernilai islami kepada setiap pasien, Begitu juga dalam hubungan kerjanya dengan karyawan. Arief menganggap mereka adalah mitra yang satu sama lain saling membutuhkan. Hubungan kearifan selalu dicontohkan seperti halnya Nabi Muhammad SAW yang menjadikan setiap sahabat adalah teman. Kunci sukses yang ditanamkan oleh orang tua dalam dirinya adalah bagaimana senantiasa berjalan bersama Allah SWT dan mencotoh Rasulullah dalam setiap perbuatan.
Diusianya yang masih muda , yakni 31 tahun Arief sudah tampil dengan kematangannya sebagai pemimpin visioner. Pemimpin muda yang kini menjadi isu sentral – yang diharapkan mampu mendorong terciptanya perubahan Bangsa Indonesia kearah yang lebih baik. Pemimpin yang mampu meneruskan perjuangan para pendiri bangsa demi mewujudkan cita – cita menuju masyarakat adil makmur dan sejahtera.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar